Siapakah Yesus?

Siapakah Yesus?

Pengantar
Pada waktu Yesus lahir orang Romawi telah memerintah Palestina dengan tangan besi selama beberapa waktu.  Dalam sebagian besar sejarahnya bangsa Yahudi merindukan kedatangan Mesias, figur yang telah lama dijanjikan Allah, yang akan membebaskan mereka dari musuh-musuhnya dan memulai kerajaan yang damai dan sejahtera bagi bangsa Israel.  Ada banyak gambaran mengenai Mesias, tetapi sebagian besar bangsa Yahudi berharap Mesias adalah seorang pejuang (seseorang yang cukup kuat untuk memimpin mereka meraih kemenangan melawan maha-bangsawan Romawi).  Beberapa orang Yahudi yang kehilangan kesabarannya, tidak dapat lagi terlalu lama menunggu pemenuhan janji Allah dan karena itu bergabung dalam suatu kelompok pejuang-pejuang kemerdekaan yang secara diam-diam menyusun rencana untuk menggulingkan penguasa Romawi dengan kekerasan, yaitu kaum Zelot.  Kelompok lain yang dikenal sebagai kelompok kaum Esseni bertindak lebih optimis dan kurang berpandangan ekstrem, menarik diri ke padang gurun untuk berdoa, belajar dan menunggu kedatangan Mesias.


Kelahiran Yesus
Yesus lahir di suatu negara yang keadaannya sangat berubah-ubah. Ia dilahirkan di Betlehem, Yudea, sekitar tahun 4 SM. Oleh karena kota itu sangat padat dengan pengunjung yang mengikuti sensus penduduk yang diselenggarakan oleh pemerintah Romawi, maka Yesus dilahirkan di suatu kandang.
Para penulis Injil menerangkan bahwa kelahiran Yesus berbeda dari kelahiran pada umummya.  Mereka menjelaskan bagaimana malaikat menyatakan bahwa Ia adalah Juruselamat yang dijanjikan Allah dan juga menjelaskan bahwa Ia dikandung secara ajaib, oleh ibu Yesus yang tetap perawan.  Oleh karena itu, Injil menggambarkan bahwa Yesus sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah.  Bingung? Ini adalah mujizat dan kuasa Allah yang maha agung. (klik memahami kuasa Allah)
Nama Yesus sendiri berasal dari kata Ibrani Yoshua, yang artinya "Allah adalah Juruselamat kita".  Nama lain yang sepadan dengan Yoshua atau Yesus adalah Immanuel.
Salah seorang penulis Injil menulis bagaimana Herodes Agung penguasa Yudea, berusaha membunuh kanak-kanak Yesus dengan cara memerintahkan pembunuhan besar-besaran terhadap semua anak laki-laki di bawah umur 2 tahun di daerah itu.  Hal ini memaksa Maria dan Yusuf, orang tua Yesus, untuk cepat-cepat membawa Dia ke Mesir.  Setelah Herodes mati, keluarga ini kembali ke Nazaret di mana Yesus dibesarkan, mungkin Ia bekerja di perusahaan kayu ayahnya dan akhirnya tampil dan dikenal di muka umum pada usia 30 tahun.
Sebagai anak yang dibesarkan dalam tradisi Yahudi, Yesus harus disunat pada waktu Ia berumur 8 hari dan ikut melakukan ibadat mingguan di sinagoga setempat pada setiap hari Sabat.  Kadang-kadang Ia diikutkan ke Bait Allah di Yerusalem pada pesta hari raya khusus seperti Paskah Yahudi.  Pada satu kesempatan seperti itu Yesus tinggal di Bait Allah setelah semua peserta ibadat meninggalkan tempat ibadat untuk bertanya-jawab dengan pemimpin-pemimpin agama Yahudi tentang iman kepercayaan mereka setelah kedua orang tua-Nya pulang ke rumah.  Inilah satu-satunya peristiwa yang dicatat di dalam Injil antara masa kanak-kanak dan kemunculan-Nya dari keadaan tidak terkenal sampai menjadi figur publik yang sangat kontroversial, sehingga jelas merupakan hal yang penting.


Pembaptisan dan Pencobaan
Yesus meminta Yohanes Pembaptis untuk membaptis-Nya dan sesudah itu Allah Bapa dan Roh Kudus memeteraikan pelayanan-Nya yang akan datang. Tanggung jawab Yesus benar-benar diuji oleh pencobaan yang dialami-Nya di padang gurun.
Walaupun banyak "orang suci" di Palestina melakukan pembaptisan, tetapi pembaptisan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis berbeda dengan mereka: pembaptisan yang dilakukannya dimaksudkan untuk pengampunan dosa dan mengandung unsur perwahyuan, untuk mengantisipasi akhir zaman.  Orang-orang diberitakan bahwa mereka hanya dapat selamat pada saat pengadilan terakhir yang segera datang itu dengan bertobat dan memohon pengampunan Allah.
Yohanes tetap berpegang teguh pada pendiriannya. Dia bukanlah Mesias yang dijanjikan, sebagaimana banyak orang mengira bahwa dialah orangnya, tetapi dia datang untuk mempersiapkan jalan baginya.
Ketika Yesus tampil di tepi sungai Yordan dan meminta untuk dibaptis, Yohanes terkejut dan merasa enggan.  Meskipun demikian, Yesus mendesak bahwa memang sudah seharusnya dia melakukannya.  Ketika Yesus keluar dari air Ia melihat langit di atas-Nya terbuka dan Roh Kudus turun ke atas-Nya dalam wujud seekor burung merpati.  Ia juga mendengar sabda Allah yang menyatakan bahwa Yesus adalah Putra-Nya.  Hal ini mungkin merupakan perwahyuan pribadi kepada Yesus untuk mempersiapkan tugas pelayanan-Nya yang akan datang - suatu kepastian bahwa Ia sungguh ilahi dan terlepas sebagai Mesias Allah.
Pada hari-hari antara Yesus dibaptis sampai dan awal pelayanan-Nya di depan umum, para penulis Injil sependapat bahwa Ia dicobai oleh Setan, penguasa kejahatan.
Pertentangan antara roh kebaikan dan kuasa jahat terjadi setelah Yesus secara fisik lemah karena puasa yang dijalani-Nya selama 40 hari.  Pertentangan ini mencerminkan konflik yang akan sering terjadi sepanjang pelayanan-Nya, sebelum mencapai puncaknya pada kematian-Nya di atas kayu salib.  Kematian-Nya merupakan saat yang paling penting bagi kuasa kegelapan.
Pada pencobaan pertama, Setan berusaha membujuk Yesus untuk menggunakan kuasa ilahi-Nya supaya memenuhi kebutuhan fisik-Nya mengatasi rasa lapar.  Yesus memberikan jawaban dengan mengatakan bahwa hanyalah sabda Allah dalam Alkitab yang benar-benar dapat memuaskan kebutuhan manusia.
Pada pencobaan kedua, Setan mendesak Yesus supaya terjun dari bubungan Bait Allah, karena malaikat-malaikat Allah akan melindungi-Nya, tetapi Yesus menolaknya.
Akhirnya, Setan menawarkan kepada Yesus seluruh kerajaan dunia kepada-Nya dengan syarat bahwa Ia harus menghentikan misi khusus-Nya dan menyembah Kuasa Kegelapan.
Yesus berbeda dengan "mesias-mesias" lain karena Ia menolak menggunakan kuasa-Nya untuk melindungi diri atau menguasai dunia. Sejak dari permulaan hidup dan pelayanan-Nya Ia memperlihatkan komitmen pada semua orang: Ia hanya dapat menyelesaikan kehendak Allah melalui penolakan, penderitaan, kematian dan kebangkitan.


Murid-murid Yesus
Kisah pokok dalam Injil adalah pemilihan keduabelas murid dan pengajaran Yesus kepada mereka.  Mereka menjadi contoh dari seluruh tahapan pemuridan Kristen karena mereka berjuang untuk memahami Yesus dan sifat kerajaan-Nya.
Selama tiga tahun setelah dibaptis Yesus mengajar, berkotbah, menyembuhkan, dan memberikan pelayanan di seluruh Palestina (antara tahun 27M dan 30M).  Pada awalnya, Yesus mengumpulkan sekelompok kecil murid-murid di sekeliling-Nya (12 murid), meskipun kelompok yang jauh lebih besar, termasuk banyak perempuan, membentuk kelompok pengikut di luar para rasul.
Bangsa Israel dibangun dari 12 suku pada awal mulanya dan pemilihan Yesus kepada para murid-Nya dengan jumlah yang sama bukanlah merupakan hal kebetulan.  Komunitas Kristen yang baru ini akan menjadi komunitas Israel yang "baru".  Yesus berjanji bahwa pada akhir zaman para rasul akan duduk di atas dua belas takhta untuk mengadili kedua belas suku Israel.  Masing-masing Injil menceritakan secara beragam namun juga secara mendetail memberikan penjelasan bagaimana beberapa murid tertentu dipanggil oleh Yesus.  Dua pasang nelayan (Simon Petrus dan saudaranya Andreas, serta dua bersaudara Yakobus dan Yohanes) menjadi murid-murid setelah Yesus memanggil mereka di tepi Laut Galilea.  Matius, yang kadang-kadang disebut Lewi, sedang mengumpulkan pajak bagi pemerintah Romawi yang sangat dibenci ketika Yesus memanggilnya.  Yohanes, di dalamnya Injilnya, mencatat cara khusus bagaimana Filipus dan saudaranya, Natanael, menanggapi panggilan Yesus.  Sebagian besar murid lain tetap sama sekali tidak diketahui sekalipun kita memang tahu bahwa salah satu dari antara mereka, Simon yang lain, adalah seorang Zelot. Dua orang sisanya, Yudas Iskariot dan Thomas, akan berperan penting dalam kisah Yesus baik sebelum maupun sesudah penyaliban.
Dari waktu ke waktu Yesus menjelaskan dengan rinci kepada kedua belas murid dan pengikut-pengikut lainnya arti sebenarnya menjadi seorang murid.  Hidup seorang murid harus di atas segala-galanya, menjadi seseorang yang melayani orang lain.  Yesus memperlihatkan hal ini dengan sangat jelas ketika menjelang akhir hidup-Nya, Ia mengambil bejana berisi air dan membasuh kaki para murid (suatu perbuatan yang sungguh-sungguh mewujudkan kerendahan hati. Menjadi murid adalah panggilan untuk mengikuti teladan Yesus, Putra manusia, yang mengorbankan diri-Nya demi keselamatan banyak orang.  Yesus memanggil banyak orang supaya hidup beriman seperti anak kecil yang tidak berdosa.  Ia mengatakan kepada anak muda kaya yang ingin menjadi murid-Nya bahwa hanya mereka yang siap mengorbankan segala miliknya yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah
Satu tema mendominasi pengajaran Yesus, yaitu tentang Kerajaan Allah.  Ketika Ia menjelaskan kepada orang banyak bagaimana mereka dapat masuk Kerajaan Allah Ia membalikkan banyak nilai-nilai yang diterima secara umum.
Matius mengatakan kepada kita bahwa apa yang membedakan Yesus dari para ahli hukum Taurat Yahudi ialah bahwa Yesus mengajarkan kepada orang banyak "dengan kuasa-Nya".  Di dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas tema pokok pengajaran Yesus adalah Kerajaan Allah.
Dalam keempat Injil awal pelayanan Yesus dihubungkan dengan pelayanan Yohanes Pembaptis, karena keduanya mengatakan kepada mereka bahwa Kerajaan Allah, atau pemerintahan Allah "sudah dekat".  Namun demikian, Yesus melangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa dengan kedatangan-Nya Kerajaan Allah sungguh-sungguh sudah datang.  "Kabar Gembira" tentang Kerajaan Allah adalah kasih dan damai yang ditawarkan Yesus kepada seluruh umat manusia dari segala lapisan. Pengajaran Yesus mengenai Kerajaan Allah mengandung dua hal:
1. Kerajaan Allah adalah realitas moral dan spiritual di dunia saat ini.  Para rabi (guru agama) kala itu mengajarkan bahwa seseorang dapat menjadi milik Kerajaan Allah dengan cara mengucapkan dan meyakini Shema, pengakuan iman bangsa Israel akan satu Allah.  Akan tetapi, Yesus mengajarkan kepada banyak orang supaya mereka mempersiapkan diri di sini dan sekarang untuk menantikan saat perwujudan Kerajaan Allah secara penuh di dunia ini.  Persiapan ini menuntut pertobatan, perubahan hati secara menyeluruh yang dapat digunakan oleh setiap orang untuk menerima kedatangan Kerajaan Allah sebagai Injil, kabar gembira Allah bagi umat manusia.
2. Kerajaan Allah sangat menanti-nantikan saat ketika Allah akan memberikan kuasa ilahi-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya dan membuktikan kebenaran-Nya. Orang banyak mendengar nada yang mendesak dalam sabda Yesus ketika Ia memulai pelayanan-Nya di depan umum: "Saatnya telah tiba. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"


Mujizat
Ada banyak mujizat (tanda-tanda keajaiban) yang dicatat di dalam Injil.  Perbuatan ini merupakan tanda yang nyata bahwa kuasa Allah bekerja di dalam Yesus.  Beberapa sekte Gereja masih melanjutkan pelayanan penyembuhan Yesus sekarang ini.
Keempat Injil dan Kisah Para Rasul di dalam Perjanjian baru mencatat sejumlah contoh Yesus, dan selanjutnya juga para murid, mengadakan mujizat. Dari pandangan kitab suci mujizat adalah merupakan suatu kejadian di mana Allah bertindak dengan cara yang luar biasa untuk mencapai tujuan yang luar biasa.  Di dalam Perjanjian Baru, ada tiga kata yang dapat digunakan untuk memahami mujizat:
1.  Orang yang menyaksikannya, yang menyadari kehadiran Allah di antara mereka.
2.  "Tanda" - bukti nyata bahwa Allah sedang bekerja di dunia.
3.  "Kuasa" - suatu perbuatan yang menunjukkan kehendak dan kuasa ilahi.

Terdapat banyak sekali mujizat pada masa Perjanjian Lama, dengan bencana-bencana yang luar biasa, air Laut Merah yang terbelah menjadi dua dan pemberian makanan yang menakjubkan kepada bangsa Israel di padang gurun.  Mujizat yang dibuat Yesus memulihkan kembali kepercayaan orang banyak bahwa Allah sedang bekerja secara ajaib melalui Dia, sebagaimana Allah telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib-Nya di masa lampau.
Mujizat Yesus dimaksud sebagai pewartaan kepada orang banyak bahwa Ia adalah Mesias yang dinanti-nantikan, datang untuk menunjukkan jalan kepada Kerajaan Allah.  Ketika murid-murid Yohanes Pembaptis bertanya kepada Yesus apakah Ia Mesias atau bukan, Yesus menunjukkan perbuatan-perbuatan ajaib-Nya sebagai jawaban.
Berbagai mujizat yang dilakukan Yesus di dalam Perjanjian Baru dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1.  Mujizat alami, seperti berjalan di atas air atau meredakan angin ribut.
2.  Mujizat penyembuhan, seperti menyembuhkan orang buta atau menyembuhkan orang bisu dan tuli.
3.  Mujizat kebangkitan, seperti menghidupkan kembali Lazarus dan anak seorang janda.

Berkaitan dengan semua mujizat itu, mujizat yang paling besar dalam Perjanjian Baru adalah Allah membangkitkan Yesus dari mati.  Mujizat-mujizat itu jarang terjadi tanpa pernyataan iman (entah oleh orang yang bersangkutan atau orang lain yang mengantarnya).  Misalnya, ketika beberapa orang membawa orang yang menderita sakit lumpuh, iman orang-orang yang mengantar itulah yang dilihat dan dihargai Yesus.


Hari-hari Terakhir
Sabda dan tindakan Yesus telah mengusik para pemimpin agama pada waktu itu (khususnya orang-orang Farisi dan Saduki).  Mereka terutama dibuat cemas oleh pernyataan Yesus bahwa Ia adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan dan karena itu mereka membuat rencana untuk menangkap dan membawa-Nya ke depan pengadilan.
Pada malam pertama hari raya Paskah Yahudi, Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir bersama para murid dan membagi-bagikan roti dan anggur kepada mereka sebagai tanda kematian-Nya yang segera akan tiba. Dengan melakukan ini, Yesus mewariskan kepada Gereja dua tanda abadi yang akan menjadi kenangan, dan perayaan akan kematian-Nya pada masa yang akan datang.  Setelah perjamuan selesai, mereka semua pergi ke Taman Getsemani.  Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes bersama Dia.  Di taman itu, Yesus berdoa kepada Bapa-Nya bahwa jikalau sekiranya mungkin penderitaan-Nya berlalu dari pada-Nya, tetapi biarlah kehendak Allah yang terjadi.  Setelah Ia selesai berdoa, Yudas Iskariot, salah seorang murid-Nya, tiba dengan serombongan prajurit Bait Allah, yang akan menangkap Yesus.  Para murid lain, termasuk Petrus yang baru saja bersumpah bahwa lebih baik mati daripada meninggalkan Dia, melarikan diri dan meninggalkan Yesus seorang diri.  Yesus tinggal sendirian.
Injil mengisahkan peristiwa yang terjadi selanjutnya secara berbeda-beda.  Setelah ditangkap, Yesus dibawa ke istana Kayafas, Imam Agung.  Ketika Yesus menolak untuk mengingkari bahwa Ia adalah Putra Allah, Ia dituduh menghujat Allah (suatu kejahatan besar dalam tradisi masyarakat Yahudi).  Dari sana Yesus dibawa ke hadapan Sanhedrin, Mahkamah Agung Yahudi di Yerusalem, tetapi mahkamah ini tidak mempunyai kekuatan untuk menjatuhkan hukuman mati tanpa persetujuan dari gubernur Romawi, Pontius Pilatus.  Menurut Injil, hukuman mati ini enggan diputuskan oleh Pilatus tetapi orang banyak yang dibuat meluap-luap amarahnya oleh para pemimpin agama mereka, menuduh bahwa dia bukan lagi sahabat Kaisar jika ia membebaskan Yesus.  Pilatus menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus tetapi setelah ia mencuci tangannya sebagai tanda tidak terlibat dalam kesalahan yang akan terjadi.
Pontius Pilatus adalah wakil Kekaisaran Romawi di Yudea dari tahun 26 sampai 37. Pendapat modern mengatakan bahwa ia adalah pemimpin pemerintahan yang brutal dan kejam yang mengecewakan orang-orang Yahudi dalam banyak peristiwa.  Ia pernah menjarah harta benda Bait Alah dan kemudian, ketika orang-orang Yahudi berkeberatan, ia mengirim prajuritnya yang mengakibatkan pertumpahan darah yang mengerikan.  Ada beberapa petunjuk bahwa Pilatus dan istrinya akhirnya menjadi Kristen, dan Gereja Ortodoks Koptik menghormati mereka sebagai orang kudus dan martir.


Kematian Yesus
Kematian Yesus di atas kayu salib adalah peristiwa tunggal yang paling penting bagi iman Kristen.  Dilihat secara sepintas, peristiwa itu tampaknya merupakan tanda kegagalan pada akhir suatu kehidupan yang sebelumnya banyak memberi janji, tetapi, bagi umat Kristen, kematian itu menandai puncak kemenangan atas kuasa kegelapan.  Kematian Yesus berarti misi korban penebusan telah digenapi, dan Setan telah terpuaskan. Setan atau Iblis ibarat seorang terpidana mati, yang diberi kepuasan oleh Allah menjelang hari-hari penghukuman kekal di neraka.  Korban tebusan Mesias adalah tuntutan Setan yang telah disanggupi oleh Allah, dan dengan digenapinya tuntutan itu telah sahlah keputusan Allah terhadap Setan untuk menghukumnya di dalam neraka kekal selama-lamanya. Ibarat Allah telah mengetukkan palu di atas meja pengadilan-Nya, sejak Yesus menyerahkan nyawa-Nya untuk tebusan bagi umat manusia.
Sebelum dihukum mati, Yesus dipukuli oleh prajurit Romawi, seperti halnya orang-orang hukuman lainnya pada masa itu.  Setelah mencambuki Yesus para prajurit Romawi mengenakan mahkota duri di kepala Yesus, meletakkan tongkat kerajaan yang terbuat dari buluh di tangan Yesus dan memberi salam ejekan sebagai "raja bangsa Yahudi". Kemudian Ia dibawa ke Golgota, Tempat Tengkorak, untuk dibunuh.
Keempat Injil menggambarkan dengan sangat hidup saat-saat terakhir hidup Yesus. Meskipun dibantu oleh seseorang dari antara orang banyak, Simon dari Kirene, untuk ikut memikul salib-Nya ke Golgota, Yesus telah kehabisan tenaga bahkan sebelum Ia dipaku di kayu salib.  Ia disalib di antara dua pencuri yang juga dijatuhi hukuman mati.  Pemerintah Romawi selalu menyalibkan penjahat di tempat umum sebagai peringatan bagi yang lain, karena mereka memerintah dengan rasa takut.
Di bawah kaki Yesus terdapat sedikit pengikut-Nya yang berlutut dan berdoa, sedangkan para prajurit mengundi pakaian Yesus (sebagai penghasilan tambahan atas pelaksanaan tugas yang tanpa upah tersebut).
Injil menulis tujuh sabda terakhir Yesus yang diucapkan dari atas kayu salib:
1.  Ia meminta kepada Allah supaya mengampuni orang-orang yang membuat Dia menderita.
2.  Ia membesarkan hati salah seorang pencuri yang sedang sekarat bersama-Nya.
3.  Ia minta kepada salah seorang murid-Nya, Yohanes, supaya memelihara ibu-Nya.
4.  Ia berseru dengan suara keras kepada Allah.
5.  Ia putus asa atas penderitaanNya.
6.  Ia menyatakan bahwa tugas-Nya di dunia sudah selesai.
7.  Ia menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Allah.



Kebangkitan Yesus
Menurut bukti Injil, ada beratus-ratus orang yang menyaksikan kebangkitan Yesus.  Sesudah tiga hari dalam kubur, Yesus menampakkan diri, antara lain kepada Maria Magdalena, Petrus, dua orang murid yang tidak diketahui namanya yang sedang dalam perjalanan pulang, kepada kurang lebih 500 orang di suatu bukit di Galilea, dan kepada sebelas murid lainnya.  Penampakan-penampakan ini terjadi dalam waktu 40 hari sebelum kenaikan-Nya ke surga.
Bentuk sebenarnya dari "kebangkitan badan" Yesus hanyalah merupakan perkiraan, walaupun sesuatu yang fundamental benar-benar telah berubah: wajah-Nya berubah dan mampu dengan tiba-tiba muncul dan menghilang.  Para murid dan pengikut lain juga berubah karena hasil pertemuan dengan Yesus yang bangkit.
Sebelum naik ke surga, Yesus memberi kuasa kepada para murid supaya meneruskan tugas-Nya dengan mewartakan Injil baik di dalam maupun di luar Kekaisaran Romawi.  Ia berjanji akan mengutus Roh Kudus-Nya kepada mereka untuk menguatkan mereka dalam menunaikan tugas kerasulan.

"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18-20)

Salam Damai,

KENAL SEJARAH MAKA KENAL YESUS KRISTUS

Tidak peduli seberapa besar komitmen Anda pada agama Anda, jika Anda tahu tentang sejarah, Anda akan mengakui bahwa tidak pernah ada seseorang seperti Yesus dari Nazaret. Dia pribadi yang paling unik sepanjang zaman.

SEJARAH MENGAKUI

Yesus telah mengubah arah sejarah. Penanggalan yang kita pakai menyaksikan pada fakta bahwa Yesus hidup di bumi ini 2000 tahun yang lalu. B.C. (Before Christ) berarti Sebelum Masehi dan sekarang disebut Tahun Masehi yang artinya "tahun Juru Selamat kita", yang dalam penanggalan internasional disebut A.D. (Anno Domini) yang artinya "Tahun Tuhan kita".

KEDATANGAN-NYA TELAH DINUBUATKAN

Ribuan tahun sebelum Yesus lahir, Kitab Suci mencatat perkataan para nabi Israel yang memperkirakan kedatangan-Nya. Kitab Perjanjian Lama, yang ditulis oleh beberapa orang dalam kurun waktu 1500 tahun, berisi lebih dari 300 nubuatan yang memperinci kedatangan-Nya. Semuanya telah digenapi secara detail, termasuk kelahiran-Nya yang ajaib, hidup-Nya yang tanpa dosa, mujizat-mujizat-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Kehidupan yang dijalani Yesus, mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, perkataan yang diucapkan-Nya, kematian-Nya di kayu salib, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke Sorga - semuanya menunjukkan fakta bahwa Dia bukan manusia biasa, tetapi lebih dari pada manusia.

Yesus menyatakan, " Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30), "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9), dan "Akulah jalan dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

HIDUP DAN PESAN-NYA MEMBAWA PERUBAHAN

Perhatikan hidup dan pengaruh Yesus dari Nasaret, sang Mesias, di sepanjang sejarah dan anda akan melihat bahwa Dia dan pesan-Nya selalu membuat perubahan dalam hidup manusia dan bangsa-bangsa. Dimanapun ajaran dan pengaruh-Nya berada, perkawinan yang suci, hak asasi wanita dan suara rakyat diakui; sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas telah didirikan; peraturan hukum untuk melindungi anak-anak telah dibuat; dan banyak perubahan-perubahan lainya telah dibuat untuk kebaikan umat manusia.

Kehidupan pribadi-pribadi juga diubahkan secara dramatis. Sebagai contoh, Lew Wallace, seorang jenderal yang terkenal dan seorang jenius di bidang sastra, pernah dikenal sebagai ateis. Selama dua tahun, Mr. Wallace belajar di perpustakaan-perpustakaan terkemuka dari Eropa dan Amerika, mencari informasi guna menghancurkan kekristenan untuk selamanya. Sementara sedang menulis bab kedua dari buku yang akan ditulisnya, tiba-tiba dia menemukan dirinya berlutut dan menangis kepada Yesus, "Tuhanku dan Allahku."

Disebabkan oleh fakta-fakta yang tak dapat disangkal lagi, dia tidak dapat lebih lama menyangkal bahwa Yesus / Isa Almasih adalah Anak Allah. Akhirnya Wallace menulis buku Ben Hur, salah satu novel berbahasa Inggris terbesar yang pernah ditulis mengenai masa hidup Mesias sebagi manusia.

Mirip dengan kisah tersebut, C.S. Lewis, dosen Universitas Oxford di Inggris, selama beberapa tahun menjadi seorang agnostik yang menyangkal keilahian sang Almasih. Tetapi dia, cendekiawan yang jujur, akhirnya menerima Yesus Kristus atau Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juruselamatnya setelah mempelajari fakta-fakta yang berkelimpahan mengenai keilahian-Nya.

TUHAN, PEMBOHONG, ATAU ORANG GILA?

Di dalam bukunya yang terkenal Mere Christianity (Tak Sekedar Kekristenan), Lewis membuat pernyataan, "Seorang manusia biasa saja yang mengucapkan sebagian kecil dari apa yang dikatakan oleh Yesus, tidak akan menjadi seorang guru moral yang besar. Bisa jadi dia adalah seorang gila - setaraf dengan seorang yang mengatakan dia adalah sebuah telor rebus - atau dia adalah setan dari neraka. Anda harus mengambil keputusan sendiri apakah Dia dulu dan sekarang adalah Anak Allah, atau seorang gila atau yang lebih buruk dari itu. Anda dapat menganggap Dia adalah orang bodoh atau anda dapat jatuh di bawah kaki-Nya dan memanggil Dia Tuhan dan Allah. Oleh karena itu marilah kita tidak merendahkan Dia dengan memandang-Nya sekedar sebagai seorang guru yang agung."

Siapakah Yesus dari Nasaret bagi anda? Hidup anda di dunia ini dan sepanjang kekekalan tergantung dari jawaban anda terhadap pertanyaan tersebut.

Semua agama didirikan oleh manusia berdasarkan filosofi, peraturan-peraturan dan norma-norma tingkah laku. Kalau kita menghilangkan para pendiri agama tersebut dari disiplin dan praktek ibadahnya, hanya akan terjadi sedikit perubahan. Tapi kalau Yesus dihilangkan dari kekristenan, maka tidak ada sesuatupun yang tersisa dalam kekristenan. Kekristenan yang alkitabiah tidak hanya sekadar falsafah hidup ataupun standar-standar etis atau ketaatan pada ritualitas agama. Kekristenan sejati didasarkan pada hubungan yang vital dan pribadi dengan seorang Juruselamat dan Tuhan yang sudah bangkit dan hidup selama-lamanya.

PEMIMPIN YANG SUDAH BANGKIT

Yesus dari Nazaret disalibkan, dikuburkan dalam sebuah makam pinjaman, dan tiga hari kemudian bangkit dari kematian; Kekristenan adalah hal yang unik pada saat ini. Berbagai pendapat mengenai keabsahan dari kekristenan bergantung pada bukti kebangkitan Yesus orang Nazaret.

Berabad-abad lamanya, kebanyakan ahli-ahli pikir yang meneliti bukti dari kebangkitan tersebut menjadi percaya, dan tetap percaya, bahwa Yesus hidup. Setelah menguji bukti-bukti kebangkitan yang diberikan oleh penulis-penulis Injil, Simon Greenleaf, seorang penulis berita resmi pada Sekolah Hukum Harvard, menyimpulkan: "Hal yang mustahil adalah mereka selalu mempertanyakan kebenaran yang mereka alami, bahwa Yesus telah benar-benar bangkit dari kematian, dan mereka tidak mengetahui kenyataan ini seperti mereka mengetahui fakta-fakta lain." John Singleton Copley, yang dikenal sebagai seorang pemikir hukum yang terbesar dalam sejarah Kerajaan Inggris, mengatakan, "Saya benar-benar tahu apa yang dimaksud dengan bukti itu, dan saya katakan pada anda, bahwa bukti-bukti mengenai kebangkitan itu belum pernah dapat dipatahkan."

MENGAPA ANDA PERCAYA

Kebangkitan Kristus adalah pusat iman seorang Kristen. Ada beberapa alasan mengapa mereka yang mempelajari kebangkitan, percaya bahwa itu benar :

NUBUATAN:
Pertama, Yesus sendiri yang menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya, dan hal-hal itu terjadi persis seperti yang telah dikatakan-Nya sebelumnya (Lukas 18:31-33).

KUBUR YANG KOSONG:
Kedua, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal atas kuburan-Nya yang kosong. Pembacaan yang cermat pada cerita Alkitab menunjukkan bahwa kuburan dimana mereka membaringkan tubuh Yesus dijaga dengan ketat oleh prajurit-prajurit Roma dan ditutupi oleh batu yang sangat besar. Jika Yesus tidak mati tetapi hanya menjadi lemah (setelah mati suri), seperti yang dikatakan oleh beberapa orang (agama?), para penjaga dan batu tersebut akan menghalangi pelarian-Nya. Berbagai usaha penyelamatan yang dilakukan oleh para pengikut-Nya pun tidak akan dapat dilakukan. Sementara itu musuh-musuh Yesus tidak akan menyembunyikan tubuh Yesus karena tubuh-Nya yang hilang dari kubur hanya akan menguatkan kepercayaan akan kebangkitan-Nya.

PERJUMPAAN-PERJUMPAAN PRIBADI:
Ketiga, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan atas penampakan Yesus Kristus di hadapan murid-murid-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri paling tidak 10 kali di hadapan orang-orang yang mengenal Dia dan pada suatu saat kepada lebih dari 500 orang. Tuhan membuktikan bahwa penampakan-penampakan tersebut bukanlah halusinasi: Ia makan dan berbicara dengan mereka dan mereka menyentuh tubuh-Nya.(I Yohanes 1:1)

KELAHIRAN GEREJA:
Keempat, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal bagi permulaan gereja Kristen. Sampai saat ini gereja adalah lembaga terbesar yang bertahan atau yang telah bertahan dalam sejarah dunia. Lebih dari setengah kotbah-kotbah yang pernah diberitakan berkaitan dengan kebangkitan (Kisah Para Rasul 2:14-36). Nampak dengan jelas bahwa gereja mula-mula mengetahui bahwa kebangkitanlah dasar dari kotbah atau berita tersebut. Musuh-musuh Yesus dan para pengikut-Nya dapat menghentikan kotbah tersebut kapan saja hanya dengan menunjukkan tubuh Yesus, kalau memang Yesus tidak bangkit.

HIDUP YANG DIUBAHKAN:
Kelima, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal atas hidup murid-murid yang diubahkan. Mereka menyangkali Dia sebelum kebangkitan-Nya; setelah kematian-Nya mereka menjadi gentar dan penuh ketakutan. Mereka tidak memiliki harapan bahwa Yesus akan bangkit dari kematian (Lukas 24:1-11).

Sekalipun demikian, setelah kebangkitan Yesus dan pengalaman mereka pada saat Pentakosta, pria dan wanita yang sama, yang gentar dan putus asa itu diubahkan oleh kuasa kebangkitan Kristus yang dahsyat. Dalam nama Yesus, mereka menjungkirbalikkan dunia. Banyak yang bersedia mati untuk iman mereka; yang lainnya dianiaya dengan kejam. Sikap mereka yang penuh keberanian mustahil terlepas dari keyakinan mereka bahwa Yesus benar-benar telah dibangkitkan dari kematian - suatu kebenaran yang pantas dipertahankan sampai mati.

Selama 40 tahun bekerja dengan para intelektual dari dunia perguruan tinggi, saya pernah bertemu seseorang yang belum mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, Mesias yang dijanjikan, dengan jujur meneliti adanya bukti yang sangat banyak tentang keilahian dan kebangkitan Yesus orang Nazaret. Sementara beberapa orang yang belum percaya lainnya dengan jujur mengakui, "Saya belum menyediakan waktu untuk membaca Alkitab atau memikirkan fakta-fakta sejarah tentang Yesus."

TUHAN YANG HIDUP:
Karena kebangkitan Yesus, para pengikut-Nya yang sejati tidak lagi sekadar mengamati kode etik dari pemimpin yang telah mati, tetapi lebih jauh lagi memiliki suatu hubungan yang penting dan pribadi dengan Tuhan yang hidup. Yesus Kristus hidup hari ini dan dengan setia memberkati dan memperkaya kehidupan rohani semua orang yang percaya dan mentaati Dia. Selama berabad-abad, banyak orang telah mengakui kebenaran tentang Yesus Kristus, termasuk banyak dari mereka yang mempengaruhi dunia.

Ilmuwan dan filsuf Perancis, Blaise Pascal, berbicara mengenai kebutuhan manusia akan Yesus saat dia berkata,"Ada satu kekosongan yang telah diciptakan Allah dalam hati setiap orang, yang hanya dapat diisi oleh Allah sendiri melalui Putera-Nya Yesus Kristus."
Maukah Anda mengenal Yesus Kristus secara pribadi sebagai Juruselamat yang hidup. Sesungguhnya anda dapat! Yesus ingin sekali menjalin hubungan pribadi yang penuh kasih dengan anda, dan Dia mempunyai rencana-rencana penting bagi anda.

Sayidina Isa Al-Masih Memberkatimu
dontworrybehappy
Keilahian dan karya penebusan Kristus adalah isi pokok berita (kerygma) dari para murid setia Yesus yang disebut Para Rasul, yang menyebarkannya sesudah peristiwa turunNya Roh Kudus yang dijanjikan Kristus atas mereka, pada hari Pentakosta (Kisah Rasul 2). Kristus itulah inti Injil, yang semula diberitakan secara lisan. Karena Kristus tak pernah menulis Kitab ataupun menerima Kitab dari sorga, maka Dia tak meninggalkan Kitab apapun pada para rasulNya ini, karena Dia sendiri adalah Firman Allah yang menjadi manusia. Lebih jauh lagi, Iman akan keilahian Kristus dan Gereja (Ekklesia) telah ada lebih dulu sebelum Kitab Suci ( Perjanjian Baru) dituliskan.


“Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2 Petrus 1:20-21)

Setelah membaca Alkitab, Muslim memandang Yesus hanya sebagai nabi biasa, Saksi Yehuwa memandang Yesus sebagai Tuhan yg 1 level di bawah Allah (demiurgos), dsb.. dsb.. Lalu siapa yg harus dipercaya?

Para pembaca Alkitab boleh memiliki pandangan yang berbeda atas arti Alkitab dan memelintir ayat-ayat Alkitab untuk kepentingan pribadinya, tapi arti yang paling benar tentunya adalah yang dimaksud oleh penulis Alkitab (para rasul). Penafsiran yang paling benar akan kitab suci haruslah dengan menggunakan kacamata para rasul (yang menulis kitab-kitab Perjanjian Baru), dan kacamata rasuli tersebut tetap diteruskan secara turun-temurun kepada Gereja Katolik melalui khilafah rasuliah (suksesi apostolik) yang telah diberikan kuasa mengajar secara tidak bisa salah oleh Yesus Kristus (Matius 16:18-20) sebagai jaminan validitas suatu ajaran terhadap ke-bagaimana-an Kristus.


Bukti tidak terputusnya apostolic teaching tentang ke-bagaimana-an Yesus Kristus:

Ajaran Para Rasul (yang menulis dokumen2 Perjanjian Baru) tentang Kristus - beberapa contoh:

Rasul Petrus:

“Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” (2 Petrus 1:1)

Petrus menyebut Yesus sebagai Allah dan Juruselamatnya.

“Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.” (2 Petrus 2:1)

Petrus menyebut Yesus sang penebus sebagai “Penguasa”.


Rasul Yohanes:

“Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.” (1 Yohanes 5:20)

Yohanes menyebut Yesus sebagai Allah yang benar.


Rasul Yakobus:
“Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang  mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.”  (Yakobus 2:1)

Yakobus beriman kepada Yesus dan menyebutNya sebagai Tuhan yang mulia.


Rasul Yudas Tadeus:

“Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang  esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin” (Yudas 1:24-25)

Yudas Tadeus menyebut Yesus sebagai Allah yang esa.


Rasul Paulus:
“Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.” (Kolose 2:9-10).



Sudut Pandang Murid-murid para rasul (apostolic fathers):

Agar tidak terlalu banyak, maka hanya saya tampilkan beberapa murid dari garis rasul Yohanes:

Ignatius dari Antiokhia (Murid Rasul Yohanes dan ditahbiskan oleh Rasul Petrus menjadi pemimpin Gereja Antiokhia)
“For our God, Jesus Christ, was, according to the appointment of God, conceived in the womb by Mary, of the seed of David, but by the Holy Ghost.”
“Karena Allah kita, Yesus Kristus, dikandung oleh Maria sesuai dengan rencana Allah: dari keturunan Daud, itu benar, tapi juga dari Roh Kudus” (Epistle to the Ephesians 1)


Polikarpus dari Smyrna (Murid Rasul Yohanes)
“If then we entreat the Lord to forgive us, we ought also ourselves to forgive; for we are before the eyes of our Lord and God, and "we must all appear at the judgment-seat of Christ, and must every one give an account of himself."” (Epistle to the Phillipians 6)


Irenaeus (murid Polikarpus murid Rasul Yohanes)
"Karena Gereja, meskipun tersebar diseluruh dunia bahkan sampai akhir Bumi, telah menerima dari para rasul dan dari murid mereka iman akan satu Allah, Bapa yang maha Kuasa . . . dan dalam satu Yesus Kristus, Putra Allah, yang menjadi daging untuk keselamatan kita; dan dalam Roh Kudus" (Against Heresies 1:10:1)

Dst… dst… turun-temurun tanpa terputus sampai kepada Gereja masa kini yang mengakui bahwa Yesus adalah Allah.


Banyak orang memelintir ayat-ayat Alkitab dan mencari-cari sudut kemanusiaan Yesus untuk menyerang keilahianNya.
Yesus adalah manusia sepenuh, itu adalah kebenaran dari ajaran rasuli, oleh karena itu tidak ada yang salah ketika Para Rasul menuliskanNya sebagai nabi, dan tidak hanya nabi, melainkan juga Raja dan Imam karena memang dalam kemanusiaanNya, Yesus harus melaksanakan tugas Nabi, Imam, dan Raja.
Tapi di sisi lain, para rasul (yang menulis keempat Injil Kanonik dan dokumen-dokumen Perjanjian Baru lainnya) juga mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah sepenuh.

Untuk sementara saya merasa belum perlu untuk mengutip berjibun klaim2 keilahian Yesus, tapi yang jelas, ketika Para Rasul yg menulis Injil juga menuliskan pengakuan2 kemanusiaan Kristus, ternyata hal tsb tidak menjadikan Para Rasul menolak dan bahkan mengakui keilahianNya seperti yang sudah aku kutipkan di atas.

Akhirnya,
Tafsiran siapa yang lebih dapat dipercaya?
Tafsiran Alkitab yang dimengerti oleh para pembaca Alkitab yang tidak memiliki garis khilafah rasuliah?
Atau yang dimengerti penulis Alkitab itu sendiri yang kemudian mewariskan imannya akan keilahian Kristus tidak hanya melalui buku-buku Perjanjian Baru melainkan lebih tegas lagi secara turun-temurun melalui mata rantai khilafah rasuliah (suksesi apostolik)?

Silahkan jujur.

 
Saya tidak akan memberikan tanggapan yg terlalu jauh dari argumen pembuka Axl, karena saya hanya akan fokus thd topik dan tidak mau OOT.


Ronde 2: Respon hawari89 thd argumen pembuka Axl


 

SIAPAKAH YESUS MENURUT ORANG YAHUDI SAAT ITU?

………

Kesimpulan I : Konsensus masyarakat saat itu beliau adalah NABI.
 

Orang-orang Yahudi tentang siapa Yesus:

Tidak ada yang salah ketika Para Rasul yang menulis Injil menuliskan bahwa banyak orang Yahudi yang memandang Yesus sebagai nabi. Tapi para rasul juga menuliskan bahwa menurut banyak orang Yahudi, Yesus adalah manusia yang menyamakan diriNya dengan Allah.

Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:"Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" (Markus 2:6-7)

Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. (Yohanes 5:18)

Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." (Yohanes 10:33)


Karena klaim-klaim keilahianNya-lah Yesus dianggap melakukan salah satu bentuk menghujat Allah karena menyamakan diriNya dengan Allah, dan oleh sebab itu orang Yahudi hendak membunuhNya dengan melempari batu, karena itu adalah salah satu cara dari hukum Taurat (Imamat 24:16)


Kesaksian Kayafas, Imam besar Yahudi di depan Sanhedrin tentang Yesus:


 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. (Matius 26:65)


Sudah menjadi tradisi Yahudi bagi orang yang pertama kali mendengar penghujatan terhadap Allah untuk ‘mengoyak pakaian’-nya, terutama terhadap penghujat yang menyamakan diri dengan Allah dan dengan demikian telah menghina nama YAHWEH.


"Whosoever hears the cursing of the name (of God) is obliged to rend, even at the cursing of the surnames he is obliged to rend; and he that hears it from an Israelite, both he that hears, and he that hears from the mouth of him that hears, he is obliged to rend; but he that hears from the mouth of a Gentile, is not obliged to rend;” (Misnah Sanhedrin, chapter 7:5)


Lalu sebenarnya apa yang dikatakan Yesus hingga Kayafas harus menuduhNya menghujat Allah karena menyamakan diriNya dengan Allah?
Mari lihat ayat sebelumnya:

“Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."”(Matius 26:64)

Lebih mantap kalau melihat terjemahan Inggris:

“Jesus said unto him, Thou hast said: nevertheless I say unto you, Henceforth ye shall see the Son of man sitting at the right hand of Power, and coming on the clouds of heaven.”


Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia “duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa”, ini berarti bahwa Ia mencoba mengatakan bahwa Kuasa / Power ada di tanganNya dan bahwa Ia sedang berusaha menyematkan nubuatan Daniel akan Raja Mesianik Ilahi yang memiliki Kuasa memerintah selama2Nya (Daniel 7:13).
Dalam banyak tulisan Yahudi (Maccot 24: 1,  Horayot 8:1, Debarim Rabba 245:4, Melacim chapter 8:10, dsb, dsb), YAHWEH sering disebut sebagai הגבורה, "The Power", sehingga perkataan Yesus tersebut berarti menyamakan diriNya dengan YAHWEH Elohim.

Jadi jelas, menurut KONSENSUS PARA IMAM YAHUDI, Yesus telah menyamakan diriNya dengan Allah.


 

Kutip
SIAPAKAH YESUS MENURUT PARA MURIDNYA?
 
Sudah terjawab di postingan ronde 1-ku.

Silahkan dibaca kembali bagaimana Para Rasul yang aku kutipkan (Petrus, Yakobus, Yohanes, Tadeus, Paulus) dan para murid mereka mengakui keilahian Yesus Kristus. Dan iman inilah yg dengan setia diteruskan secara turun-temurun kepada Gereja melalui khilafah rasuliah.

 

Kutip
SIAPAKAH YESUS MENURUT DIRINYA SENDIRI?
 
Sampai detik ini aku bahkan belum merasa perlu untuk mengutip berjibun klaim2 Yesus akan keilahianNya. Ini karena logika yang sederhana:
“bahkan ketika para rasul menuliskan sisi kemanusiaan Yesus dalam 4 Injil kanonik dan dokumen2 Perjanjian Baru yg lain, ini tidak mengubah ajaran rasuli mereka bahwa Yesus tidak hanya manusia sepenuh, tapi juga adalah Allah sepenuh”.

Tapi secara tidak langsung tnyata aku sudah memberikan satu klaim Yesus di atas (dialog Yesus dengan kayafas).


 

Kutip
Dari sekian fakta, baik masyarakat, murid-murid terdekatnya hingga dirinya sendiri bersiteguh bahwa yesus hanyalah seorang utusan Allah, seorang Nabi….lalu mengapa manusia memaksanya menjadi lebih dari kedudukan yang dianugerahkan Allah kepada beliau?
 
Tidak ada yang salah ketika semua orang mengatakan bahwa Yesus adalah manusia, nabi, dan utusan. Orang Kristen juga mengakui hal itu.

Tapi apakah Yesus hanya sekedar utusan? Dan apakah utusan selalu lebih rendah dari yang mengutus?


“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1)


Yesus adalah manifestasi dari firman Allah (Yoh 1:14), firman itu senantiasa berdiam dalam diri Allah (Yoh 14:10) dan melalui firman inilah Allah berkarya (Yoh 1:1-4, Kej 1:1-25). Firman ini bukan ciptaan karena tidak ada ciptaan yang mampu menjadikan ciptaan lainnya.

Utusan tak mungkin ada tanpa adanya pengutus, begitu juga firman takkan ada tanpa adanya sumber firman. Firman pun tak mungkin menyuarakan kehendak dirinya sendiri TAPI menyuarakan kehendak sumbernya (Yoh 8:42, Yoh 12:49), inilah yang menjadikan Sang Firman SATU dan sekehendak dengan sumberNya (Yoh 10:30).

Orang-orang beriman PASTI meyakini, berinteraksi dengan firman Allah adalah ibarat berinteraksi langsung dengan Allah sendiri (Yoh 14:7-9), karena sebagai firman (sesuatu yang pada hakikatnya tak berwujud), meskipun keduanya bisa dibedakan, Firman tidak mungkin dipisahkan dari sumber Firman itu sendiri, keduanya adalah satu pada saat yang bersamaan, karena tidak mungkin sumber Firman pernah ada waktu ketika tidak memiliki Firman (alias bisu).

Disinilah letak kesatuan dan kesamaan antara Allah sebagai Pengutus dan kemanusiaan Yesus (Sang Firman) sebagai yang Diutus.
Berbeda dengan jika utusan itu adalah manusia lain yang diangkat sebagai utusan/nabi, manusia itu jelaslah berbeda dan terpisah dari Allah karena manusia itu bukan Firman Allah yang menjadi daging.

Jadi, apakah benar 'yang diutus' selalu lebih rendah dari 'yang diutus'?
Apakah tidak mungkin 'yang diutus' itu sendiri ternyata adalah 'yang memiliki pesan untuk disampaikan'?



Assalaamu'alaikum Wr.Wb
Salam sejahtera semuanya.
 

Round 3
Pertanyaan 1 untuk saudaraku Hawari89 :
Tabel 1
 
Kutip
1. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu. Yesaya 48:17

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.  (Yohanes 17:3)

Dibandingkan dengan :
Tabel 2
 
Kutip
namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. ( 1 Korintus 8 : 6 )

Mat 16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

Atau :
Yohanes 4 : 19 “Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi “.

Mohon dijelaskan apa bedanya istilah TUHAN ALLAH ( Pada PL, dan Kata Yesus ) dengan istilah ALLAH dan TUHAN ( yang juga Nabi ) pada table 2...

2. Apakah perbedaan Ke-Ilahian Yesus dengan tokoh-2 di bawah ini :

 
Kutip
Mazmur 82 : 6-7 Aku sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."
Perhatikan "a" nya...
Atau :

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu. (keluaran 7 : 1 )
lihat huruf “A” nya.

Karena ke-allahan himpunan anak-2 yang Maha Tinggi dan ke-Allahan Musa adalah KLAIM ALLAH sendiri, bukan manusia, semacam rasul atau Bapa gereja, apalagi diri mereka sendiri.

3. Pernyataan saudara pada tanggapan round 2:
 
Kutip
Firman tidak mungkin dipisahkan dari sumber Firman itu sendiri, keduanya adalah satu pada saat yang bersamaan.
Pertanyaannya :
Karena ada pernyataan TIDAK MUNGKIN, apakah ketika Yesus beraktivitas misalnya : Lapar, Haus, gentar, marah dan juga BERDOA, saat itu juga SATU PADA SAAT YANG BERSAMAAN?

Pertanyaan Pertama


 

Kutip
Yesaya 48:17
Kata ’TUHAN’ disana adalah ‘YAHWEH’.
LAI menerjemahkannya dengan ‘TUHAN’ atau ‘ALLAH’ (kapital semua) tergantung apakah menggunakan ‘yhwh elohim’ atau ‘yhwh adonay’.


 

Kutip
Yohanes 17:3
Kata ‘Allah’ disana adalah ‘theos’.Amazingly, kata ‘theos’ juga banyak dilekatkan kepada Yesus (misal:Yohanes1:1). Dan melihat seluruh Yohanes17, kita akan menemukan klaim-klaim Yesus akan kesetaraanNya dengan Bapa.

Arti ayat itu sendiri:
“…..What is said here of the only true God seems said in opposition to the gods whom the heathens worshipped; not in opposition to Jesus Christ himself, who is called the true God by John, in 1John 5:20…..” (Adam Clarke's Commentary on Bible)



 

Kutip
1Korintus 8:6
Kata ‘Allah’ disitu adalah ‘theos’.
Digunakan kata ‘satu Allah’ karena jemaat Gereja Korintus (yang baru bertobat) ternyata masih terlibat berhala2 (lihat konteks seluruh pasal 8).

Kata ’Tuhan’ disitu adalah ‘kurios’.
Digunakan kata ‘satu Tuhan’ karena Tuhan Gereja bukanlah berhala, melainkan Yesus-lah “….The Only one visible Governor of the world and the Church, by whom are all things: who was the Creator, as he is the Upholder of the universe....” (Adam Clarke's Commentary)

 

Kutip
Mat 16:22…Atau…Yohanes 4:19.
 
Saya anak yang open-minded.‘Kurios’ pada ayat2 diatas memang lebih mengarah kepada ‘Tuan’.

Kurios : From kuros (supremacy); supreme in authority,that is,(as noun) controller; by implication Mr. (as a respectful title): God,Lord,master,Sir
(Strong’s Hebrew-Greek Dictionary)

Inilah kesulitan transmisi bahasa. ‘Kurios’ memang dapat berarti ‘Godship’,atau ‘Lordship’,atau keduanya sekaligus. Pada ayat2 tersebut, LAI ternyata menggunakan ‘Godship’-‘Lordship’ secara bersamaan.
Ini tidak mengurangi fakta bahwa orang2 Kristen Inggris menggunakan ‘Lord’ kepada Yesus untuk menunjukkan ‘Godship’-Nya juga
Pertanyaan kedua


 

Kutip
Mazmur 82:6-7 Aku sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."
Perhatikan "a" nya...
 
Tidak ada “a” besar atau kecil. Yang digunakan di situ tetap ‘elohim’.
Bahasa Hebrew: miskin struktur tapi kaya ekspresi. Sama2 menggunakan kata ‘elohim’, tapi orang Yahudi mudah membedakan kapan kata tersebut berarti ‘Yahweh’ atau berarti yang lain. Dan ayat di atas adalah contoh penggunaan ‘elohim’ untuk arti yg lain.

Kata ‘kamulah allah’ merupakan sindiran keras untuk para hakim yg sewenang2 memegang kekuasaan yang diberikan. Karenanya mereka akan mati seperti pembesar2 culas terdahulu.


 

Kutip
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu. (keluaran 7:1)
 
Perhatikan bahwa sekalipun ayat ini menyebut Musa sebagai ‘Allah’, tetapi ada tambahan kata-kata ‘bagi Firaun’. Ini jelas menunjukkan bahwa Musa bukanlah Allah dalam arti sesungguhnya, karena tidak mungkin Allah bersifat ’lokal’ bagi Firaun seorang.

Lalu bagaimana mengartikannya?

..I have made thee a god to Pharaoh..
--"made," that is, set, appointed; "a god"; that is, he was to act in this business as God's representative, to act and speak in His name and to perform things beyond the ordinary course of nature..
(Eksposisi Jamieson,Fausset,Brown)

Saat itu, Allah memang memberikan wewenangNya kepada Musa untuk menegur Firaun. Hanya saat itu saja, tidak lebih.
Kalau teliti, anda akan menemukan kalau ini justru memperjelas postingan saya tentang beda Yesus Sang Firman dengan nabi biasa.
Pertanyaan Ketiga


 

Kutip
apakah ketika Yesus: Lapar,Haus,gentar,marah,dan juga BERDOA,saat itu juga SATU PADA SAAT YANG BERSAMAAN?


"…dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.."(Yohanes 17:10)

Dalam keilahianNya, Yesus SELALU satu dan sekehendak dengan Bapa. Namun tidak dengan kemanusiaanNya yang memang lebih rendah dari Bapa. Kedua naturNya berjalan bersama tanpa bercampur satu sama lain.

Itulah apostolic teaching Para Rasul tentang Yesus dan ditegaskan kembali oleh Pengakuan Iman Athanasius untuk menghadapi ajaran musrik Arius yang mengajarkan bahwa Yesus adalah ciptaan sulung,dan dalam proses penciptaan, Allah dibantu oleh ciptaan sulungNya.


"…Allah sepenuhnya dan manusia sepenuhnya.....Sejajar dengan Bapa dalam Keilahian-Nya, dan lebih rendah daripada Bapa di dalam kemanusiaan-Nya….Satu secara bersama-sama, bukan oleh percampuran substansi, melainkan kesatuan dalam pribadi. Sebagaimana satu tubuh dan jiwa adalah satu orang, demikian pula Allah dan manusia adalah satu Kristus..." (Pengakuan Iman Athanasius)


Jadi sangat sia-sia menyerang keilahian Kristus melalui kemanusiaanNya.

Lalu mengapa harus Allah dan manusia pada satu Kristus?
Clue dari Protestan:

16.Mengapa Dia harus seorang manusia sejati dan benar?
Sebab keadilan Allah menuntut pembayaran untuk dosa dilakukan oleh kodrat manusia yang telah berdosa itu (Roma 5:18), sedangkan seorang manusia tidak sanggup melakukan pembayaran untuk dosa orang lain karena dia sendiri pun berdosa (1Petrus 3:18).


17.Mengapa Dia harus juga Allah sejati?
Supaya dengan kuasa keallahan-Nya (Yesaya 9:5) Dia dapat menanggung (Yesaya 53:11) beban murka Allah atas kemanusiaan-Nya (Mazmur 130:3), memperoleh kebenaran dan kehidupan bagi kita, dan mengembalikannya kepada kita (1Yohanes 4:9).

(Heidelberg Cathecism: 16&17)

Pelajari ‘Perjanjian Anugerah’ Allah, dan anda akan mengerti.