Mengasihi Tuhan


MENGASIHI TUHAN

"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak
layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa
tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya [yaitu hidupnya], ia akan
kehilangan nyawanya [hidupnya], dan barangsiapa kehilangan nyawanya
[hidupnya] karena Aku, ia akan memperolehnya." (Matius 10:37-39)


Ajaran Alkitab tidak akan bertentangan satu dengan yang lain, di dalam
seluruh Alkitab kita akan menemukan ajaran-ajaran yang sama. Dan kita
tidak berada dalam pertentangan dengan Firman Tuhan karena kita
mengasihi anggota-anggota keluarga kita, ada beberapa ayat lain yang
mengajarkan hal ini, akan tetapi Tuhan menuntut bahwa Ia tidak boleh
menjadi yang nomor dua, Tuhan harus menjadi yang "nomor satu" di dalam
kehidupan kita.

Tuhan mengajarkan demikian bukan karena Ia adalah mahluk yang egois,
tetapi Tuhan mengajarkan demikian untuk kebaikan kita sendiri. Kita
tidak dapat tiba pada Kebenaran yang sesungguhnya jika kita mengasihi
Tuhan hanya dengan setengah hati kita. Kitab Markus 12:30 mengajarkan
kepada kita demikian:

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. TIDAK ADA hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum
ini."

Masalahnya adalah begini, jika orang tua, isteri, atau anak-anak kita
menuntut supaya kita berbuat sesuatu yang bertentangan dengan Firman
Tuhan maka kita harus menolaknya, kita tidak boleh melanggar Firman
Tuhan untuk alasan keluarga, kita tidak boleh melanggar Firman Tuhan
untuk alasan apapun.


Ketika Kristus berada di bumi itu adalah masa transisi dari
rumah-rumah ibadat Yahudi kepada gereja-gereja Perjanjian Baru. Pada
saat itu terjadi pertentangan yang sangat hebat antara umat Yahudi
(yang percaya kepada Injil Pekerjaan) dengan orang-orang yang menjadi
pengikut Kristus (yang percaya kepada Injil Kasih Karunia). Itulah
sebabnya dalam ayat sebelumnya, yaitu ayat 34 - 36 dari Matius 10
Kristus berkata demikian:

"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas
bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang [yaitu
Firman]. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak
perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh
orang ialah orang-orang seisi rumahnya."

Masa transisi dari rumah-rumah ibadat Yahudi kepada gereja-gereja
Perjanjian Baru adalah pengalaman yang sangat traumatis.
Pemimpin-pemimpin rohani yang ada pada waktu itu begitu marah kepada
mereka-mereka yang meninggalkan rumah-rumah ibadat untuk menjadi
pengikut Kristus. Dengan sangat cepat kemarahan mereka menyebabkan
Stefanus dirajam sampai mati (Kis. 7), dan salah seorang Farisi yang
sangat taat yang bernama Saulus dari Tarsus (yang kemudian menjadi
Rasul Paulus) menangkapi orang-orang Kristen yang meninggalkan
rumah-rumah ibadat untuk dibunuh jika mereka tidak mau bertobat (Kis. 8).

Tetapi sekarang kita sudah mengerti bahwa "kedamaian" yang diberikan
oleh Kristus sang Raja Damai adalah "kedamaian rohani" yang terjadi
antara manusia dengan Allah. Hal itu terjadi karena "perseteruan"
antara manusia yang berdosa dengan Allah dapat didamaikan melalui
karya penebusan Kristus.

Disisi yang sama, pada akhir zaman (dimana kita berada sekarang ini)
ketika Masa Siksaan [rohani] Yang Dahsyat sedang berlangsung menjelang
kedatangan Kristus yang kedua kali, masa transisi yang sama juga akan
terjadi. Pada saat sekarang ini Tuhan telah meninggalkan semua
organisasi gereja-gereja setempat (1 Petrus 4:17) dan mulai
menyebarkan Injil Yang Sejati (Injil Kasih Karunia) diluar lingkungan
gereja.

Dalam kitab Matius 24:5-14 yang khusus berbicara tentang akhir zaman,
Tuhan memperingatkan demikian:

"Sebab BANYAK orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata:
Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan
mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun
berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi,
tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan
bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan [rohani] dan
gempa bumi [rohani] di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu
barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Pada waktu itu
kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh [rohani,
yaitu dibungkam atau diusir keluar dari gereja] dan akan dibenci semua
bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka
akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan
muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya
kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi
orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil
Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi
semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya [yaitu hari
penghakiman yang terakhir]."

Ayat yang mirip dalam kitab Yohanes 16:2 mencatat demikian:

"kamu akan dikucilkan [dari rumah-rumah ibadat], bahkan akan datang
saatnya bahwa setiap orang yang membunuh [membungkam atau mengucilkan]
kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah."

Dalam Alkitab yang berbahasa Indonesia ada terjemahan yang kurang
lengkap, menurut teks asli Yunaninya ada tertulis "dikucilkan dari
rumah-rumah ibadat". Hal ini terlihat dengan jelas dalam kitab Lukas
21:10-12 dimana Tuhan berkata demikian:

"Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan
akan terjadi gempa bumi [rohani, yaitu penghakiman] yang dahsyat dan
di berbagai tempat akan ada penyakit sampar [rohani, yaitu penyakit
menular] dan kelaparan [rohani], dan akan terjadi juga hal-hal yang
mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tetapi sebelum
semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke
rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan
kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku."

Dan kitab Wahyu 6:8 menubuatkan demikian:

"Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang
yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut [yaitu dunia]
mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari
bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan [rohani] dan
sampar [rohani], dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi [yaitu
nabi-nabi palsu]."

Sekarang kita melihat dengan jelas mengapa Tuhan berkata demikian
dalam kitab Matius 10:34-39. Masa transisi ini adalah masa
"penyaringan" secara besar-besaran dari semua orang yang mengaku
sebagai orang yang percaya, seperti yang kita baca dalam kitab Roma
11:5 sebagai berikut:

"Demikian juga pada waktu ini ada tinggal SUATU SISA, menurut pilihan
kasih karunia [anugrah]. Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih
karunia, maka bukan lagi karena perbuatan [pekerjaan], sebab jika
tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia."

Dan kitab Yesaya 10:21-22 menambahkan demikian:

"SUATU SISA akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah
yang perkasa. Sebab sekalipun bangsamu, hai Israel, seperti pasir di
laut banyaknya, namun hanya SISANYA akan kembali. TUHAN telah
memastikan datangnya kebinasaan dan dari situ timbul keadilan yang
meluap-luap."

Jadi dari ayat-ayat ini kita belajar bahwa Kristus datang untuk
membawa perpecahan dan kesusahan -- bahkan di dalam keluarga, yaitu
suatu perkumpulan sosial yang paling erat di dunia ini.

Ayat selanjutnya dalam kitab Matius 10:40-42 berkata demikian:

"Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa
menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa
menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan
barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan
menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir
sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari
padanya."

Ungkapan "nabi" dan "orang benar" menunjuk kepada hal yang sama,
seorang nabi adalah orang yang menubuatkan Firman Tuhan, dan orang
benar adalah seseorang yang telah dibenarkan oleh Tuhan atau sudah
menjadi diselamatkan. Dan ungkapan "upah" dalam ayat ini juga menunjuk
kepada hal yang sama, yaitu hidup yang kekal.