Apa Yang Membuat Kita Selamat Dari Murka Allah: Perbuatan Baik Ataukah Kefanatikan?


Oleh Duladi

Apa yang dikehendaki Tuhan untuk manusia lakukan?


Orang Islam berkata: “Barangsiapa mati tidak dalam keadaan beragama Islam, sekali-kali dia tidak akan masuk surga.” (QS Al-Baqoroh 132, Ali-Imran 85 & 102)

Orang Kristen berkata: “Barangsiapa tidak mengakui Yesus tidak akan masuk surga.” (Yohanes 3:16, 36; Lukas 23:43)

Kedua orang dari 2 agama tersebut adalah bodoh dan sesat. Masing-masing menunjukkan kefanatikannya.

Baik Islam ataupun Kristen tidak dapat menyelamatkan orang. Memilih salah satu agama tidak akan menyebabkan orang itu masuk surga.

Agama adalah bikinan manusia, dibuat dan direkayasa oleh manusia, dengan maksud untuk membedakan mereka dari kelompok manusia lain.

Semua agama yang ada di dunia adalah hasil rekayasa manusia. Tanpa terkecuali Islam, walaupun di dalam Alquran dinyatakan bahwa agama Islam adalah agama yang berasal dari Tuhan. Ini pembodohan dan penyesatan cara berpikir!

Tuhan tidak pernah menurunkan agama apapun! Kenapa? Karena Tuhan tidak beragama. Sungguh tolol orang yang mengira bahwa Tuhan beragama Islam! <ketawa>

Allah SWT mungkin beragama Islam, tapi Tuhan yang Asli tidak beragama. <ketawa>

Sungguh bodoh jika orang dari setiap umat mengklaim bahwa orang yang menganut agamanya yang akan masuk surga. Sekali lagi, agama tidak menyelamatkan.


Yang membuat orang selamat dan dipilih Tuhan menjadi umat-Nya adalah PERBUATANNYA (baik yang nampak maupun yang tidak nampak).

Seorang penjahat yang turut disalib di samping Yesus, dia bukan Kristen. Dia belum dibaptis, dia belum mengucapkan kalimat syahadat, tapi Yesus berkata kepada penjahat yang naas itu: “Pada hari ini juga, engkau akan bersama-sama Aku di Taman Firdaus.”

Karena apa Yesus memilih orang itu? Karena PERBUATANNYA. Perbuatan yang tidak nampak, yaitu pertobatan dan penyesalan, serta pengharapan yang sangat di dalam hati sanubarinya. Dan Yesus tahu akan hal itu. Dia tahu hati setiap orang, termasuk apa yang dirasakan oleh penjahat itu. Dia hancur hatinya, hilang semangatnya, dia merasa sebagai manusia terbuang akibat dari perbuatannya yang jahat sehingga mengakibatkan dirinya dihukum mati dengan cara disalib. Ketika penjahat itu tahu bahwa Yesus adalah seorang suci (tentu saja, penjahat ini sudah banyak mendengar tentang Yesus), dia menaruh pengharapannya kepada Yesus. Yesuslah satu-satunya harapannya. Hidupnya telah hancur, dia telah berada di ujung kematian. Tak lama lagi, bila malam mulai menjelang, kedua tangan dan kakinya akan dipatahkan, dan dirinya dibiarkan mati perlahan-lahan di bukit tengkorak itu.
Perasaan takut dan ngeri bercampur aduk. Di saat yang menentukan itu, dia menaruh pengharapannya kepada Yesus. Dan Yesus tahu, kalau orang ini tidak sedang mempermainkan Tuhan. Yesus tahu, bahwa pertobatannya bukan pura-pura. Inilah yang menyebabkan seorang penjahat ini BERHAK menerima karunia keselamatan dari Allah. Bukan karena jasa perbuatannya yang nampak, tapi karena perbuatan yang tidak nampak, yang hanya Allah saja yang tahu, yaitu KESUNGGUHAN dalam PERTOBATANNYA & PENGHARAPANNYA. Ingat, Tuhan selalu ada di pihak orang yang remuk hatinya, dan kepada orang yang menaruh harapannya kepada Tuhan.


Kalau kita mengajar seseorang dan meminta mereka bertobat dengan cara “TERIMALAH YESUS JADI JURUSELAMATMU atau kamu akan masuk neraka!” Umat Islam pun juga melakukan hal yang sama: “MASUKLAH AGAMA ISLAM, KAMU DIJAMIN MASUK SURGA!” (walaupun nabinya sendiri tidak yakin akan masuk surga sampai minta di-sholawati)

Ini bodoh!

Kita sama seperti orang-orang Farisi yang dikecam Yesus:

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.” (Matius 23:15)



Yang Tuhan kehendaki kepada kita adalah bukan untuk menjadi PENGANUT AGAMA, melainkan JADILAH BAIK!

Itulah sebabnya perkataan yang mula-mula disampaikan dalam Injil adalah: BERTOBATLAH!

Dan bukan: “Masuklah Kristen!”

Apakah bertobat berarti masuk Kristen? Tidak selalu. Bertobat artinya berubah total menjadi BAIK menurut ukuran Tuhan.

Yang Tuhan inginkan adalah agar kita mau menjadi BAIK seperti Dia, karena kita adalah “keturunan-Nya” (Kisah Para Rasul 17:28)

Bagaimana perbuatan baik menurut Tuhan? Yaitu orang yang mengerti dan mematuhi kehendak Tuhan. Apa kehendak Tuhan itu? Agar kita umat manusia “Mengasihi Tuhan dan Mengasihi Sesama.”


Jadi, bukan karena ia Kristen, maka dia masuk surga, melainkan karena ia baik. Baik menurut siapa? Baik menurut Allah.

Jadi, kalau kita ingin mentaubatkan seseorang, tanggalkan dahulu kefanatikan kita. Karena tujuan pertobatan itu adalah agar orang mau berubah jadi BAIK, dan bukan sekedar menjadi pengikut aliran kita.

Kita beruntung karena kita umat Kristen telah mengenal Tuhan yang Benar, dan karena kita mengenal Tuhan yang Benar, kita jadi tahu apa kehendak-Nya.

Tetapi mereka-mereka yang sedari kecil di-didik di lingkungan non-Kristen, mereka tidak tahu hal-hal “BAIK” apakah yang diinginkan Tuhan, kecuali hal-hal “BAIK” menurut standar mereka sendiri.

Bila umat Kristen adalah orang-orang yang “PALING MENGERTI” tentang apa-apa yang seharusnya dilakukan sebagai umat Allah, tetapi ternyata mereka tidak jauh berbeda dengan umat lain, maka HUKUMAN yang akan mereka terima akan lebih besar. Karena mereka tahu apa yang harus dilakukan, tapi mereka tidak melakukannya.

Dan kepada umat lain, yang walaupun sudah diberitakan AJARAN YANG BENAR, tapi mereka tetap saja bebal hati, maka ini akan dijadikan DAKWAAN bagi mereka di hari penghakiman.

Ini seperti apa yang menimpa orang Yahudi, sesuai dengan perkataan Yesus:

Yohanes 15:22 Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka!

Yohanes 15:24 Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun Bapa-Ku.



Maka dari itu, saya ulangi sekali lagi.

Yang dikehendaki Tuhan adalah PERTOBATAN, dan bukan sekedar menganut agama.

Yang Tuhan kehendaki adalah PERBUATAN BAIK, dan bukan pengakuan-pengakuan yang orang jahat pun juga bisa mengucapkannya.

Itulah sebabnya, kenapa di dalam kitab suci tidak ada perkataan: “Orang-orang Kristen akan masuk surga, sedangkan orang-orang non-Kristen akan masuk neraka.”

Mari kita simak ayat berikut:

Wahyu 20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut PERBUATAN mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

Saya kutip ulang bagian pentingnya: “Dan orang-orang mati dihakimi menurut PERBUATAN mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.”

dan bukannya tertulis:

“Dan orang-orang mati dihakimi menurut AGAMA mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Kalau Kristen masuk surga, dan kalau agama lain masuk neraka.”



Kita simak juga ayat yang ini:

Wahyu 21:27 Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Saya kutip ulang bagian pentingnya: “tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta”

dan bukannya tertulis:

“tidak akan masuk ke dalamnya orang-orang yang beragama selain Kristen.” atau.....
“tidak akan masuk ke dalamnya orang-orang yang mulutnya tidak mengakui Yesus.”

Kenapa tidak ada ayat menuliskan seperti itu? Karena yang Tuhan kehendaki bukan pengakuan dan kefanatikan yang bodoh!

Yang Tuhan kehendaki adalah agar MANUSIA mau BERUBAH menjadi BAIK!!
Bukan baik menurut ukuran manusia, tetapi baik menurut ukuran Tuhan, yaitu BAIK yang SEJATI.

Dan “orang baik” menurut standar Tuhan ini kerap disebut juga sebagai ‘ORANG BENAR’ atau ‘ORANG SALEH’ (tapi bukan saleh yang munafik).


Kalau memang perbuatan baik yang dituntut Tuhan, ternyata sangatlah sulit setiap kita dalam menjalankan perbuatan baik menurut standar Tuhan itu.

Tuhan tahu, kalau berbuat baik itu SANGAT SULIT, sebab manusia itu 'daging' (Kej 6:3)

Semenjak dari zaman Adam sampai zaman sekarang, tak ada satu pun manusia (kecuali Yesus, karena Dia Tuhan) yang mampu berbuat BAIK.

Maka dari itu, Tuhan mengubah cara pandang manusia. Tuhan ingin mengubah orientasi atau tujuan hidup manusia agar manusia setidak-tidaknya bisa terhindar dari perbuatan jahat.

Kalau dahulu di masa Perjanjian Lama, orientasi hidup manusia adalah semata-mata untuk dunia ini, dan ini juga ditunjukkan dengan janji Tuhan kepada bani Israel tentang TANAH PERJANJIAN di Negeri Kanaan, sehingga hal ini menyebabkan manusia akan berusaha untuk menjadikan dunia ini sebagai suatu milik pusaka yang harus dipertahankan, saling berebut harta, berebut kekuasaan, berebut kenikmatan duniawi dan lain sebagainya.

Dan kini di masa Perjanjian Baru, Tuhan mengubah pola atau cara pandang hidup kita terhadap dunia, dan mengarahkan tujuan hidup kita ke arah kesejatian, yaitu kekekalan.

Ini adalah TRIK dari YANG MAHA KUASA, agar supaya kejahatan dapat ditekan atau setidak-tidaknya dikurangi seminimal mungkin. Dan tentu saja, hanya manusia-manusia tertentu saja yang akan sanggup melaksanakan TRIK ini. Seperti kata Tuhan, “Hanya sedikit yang diselamatkan” (Ulangan 28:62, Yeremia 42:2, 1 Petrus 3:20)

Orang dunia ini lebih cinta keduniawian daripada SURGA.
Orang dunia ini lebih cinta apa-apa yang nyata di dalam kehidupan ini daripada terhadap JANJI ALLAH yg masih dianggap semu.

Padahal JANJI ALLAH akan SURGA & NERAKA ini adalah TRIK TUHAN agar supaya umat manusia yang hidup di bumi ini mau merubah TABIATNYA YANG JAHAT.

Bagi yang jahat diancam hukuman neraka.
Bagi yang “hidupnya benar” (=BAIK menurut Tuhan) dihadiahi HIDUP KEKAL.

Apa yang Tuhan lakukan ini semata-mata untuk kebaikan kita, agar kita tidak selamanya hidup di bawah pengaruh kuasa SETAN.

PERBUATAN BAIK-lah yang menentukan orang itu akan masuk surga atau neraka.

Keselamatan semata-mata adalah karunia Tuhan, bukan karena usaha munafik yang manusia lakukan. Manusia tidak dapat mengontrol atau memerintah Tuhan agar Tuhan menerima dirinya dalam Kerajaan Surga-Nya, tetapi semata-mata atas kehendak Tuhan. Ini adalah hak prerogatif Tuhan.

Siapa yang Tuhan suka untuk dijadikan umat-Nya, maka jadilah ia umat-Nya.
Dan siapa yang Tuhan benci untuk tidak dijadikan umat-Nya, maka tidak akan pernah berhasil ia menjadi umat-Nya.

Kita sekalian, memang sedang berebut kasih-Nya. Kita sekalian, sedang berusaha untuk menarik simpati Tuhan agar Tuhan senang dan mengasihi kita.

Karena berbuat baik itu sulit, saya memiliki rumus ampuh agar bisa menjadi orang benar:

1. Ubahlah orientasi hidup kita, yang semula untuk dunia ini, kita arahkan semata-mata untuk surga-Nya. (Seperti kata Paulus, keinginan daging sarat dengan sifat-sifat dosa)

2. Bila hati kita hendak membelok ke arah yang jahat, ingatlah kepada JANJI ALLAH, ingat kepada surga-Nya, katakan kepada dunia: “Ah, tidak penting engkau. Hanya surga yang aku inginkan. Kenikmatan dunia yang engkau tawarkan sama sekali tidak menarik minatku!” Bila Anda sungguh mampu berbuat seperti apa yang Anda katakan ini, Anda telah menjadi pemenangnya. Tanpa Anda sadari, Anda telah mengalahkan Iblis si Penggoda. Ketika Anda hendak marah, katakan pada hatimu, "dunia tak penting, hanya surga saja yang kuingini." Lalu lupakan semua penyebab amarah itu. Ketika Anda ada kesempatan untuk mencuri, katakan juga perkataan itu. Tundukkanlah keinginan dagingmu. Niscaya, hatimu akan tentram.

3. Sangkal dirimu, tidak ada yang hebat dari dirimu sendiri. Kalau kamu berbuat baik, katakan dalam hatimu bahwa itu bukan karena jasamu, tapi karena ROH TUHAN telah memenuhi hatimu sehingga yang berbuat baik itu bukan Anda, tapi TUHAN yang telah bekerja dalam jiwa Anda.

4. Takluk dan berserah diri sepenuhnya hanya kepada Junjungan yang Sejati, yaitu TUHAN YESUS KRISTUS. Mintalah Dia selalu membimbing hidupmu; bacalah semua yang Yesus ajarkan yang tertulis dalam kitab suci, dan selalu penuhi hatimu dengan sukacita. Ingat, hati yang dengki adalah racun, dia sama seperti penyakit yang dapat menggerogoti kesehatan tubuh dan jiwamu. Tetapi hati yang penuh sukacita adalah obat.


Kenapa saya tidak menggunakan Muhammad sebagai junjungan yang sejati?

Karena saya tahu ajaran-ajaran Muhammad bukanlah ajaran-ajaran BAIK, tetapi ajaran-ajaran RACUN yang dapat menggerogoti jiwa dan tubuh saya bagaikan penyakit yang sangat mematikan secara perlahan-lahan.

Saya telah membandingkan kedua ajaran, Muhammad dan Yesus, dan kesimpulan saya adalah: Yesus memang sungguh-sungguh TUHAN, dan Muhammad adalah seorang pembohong (nabi palsu).


Tahukah Anda, perkataan Yesus kepada Petrus: “Apakah engkau mengasihi Aku?” “Gembalakanlah domba-domba-KU”

Ini adalah perkataan-perkataan Tuhan Allah seperti yang pernah Dia sampaikan kepada Musa dan para nabi di Israel.

Tuhan Allah tidak gila penyembahan, tetapi Dia yang agung minta dikasihi karena Tuhan itu rendah hati, Dia tidak angkuh.

Tuhan Allah menganggap umat pilihan-Nya adalah domba-dombaNya, dan Dia sendiri sebagai Gembala yang selalu siap membimbing dan melindungi keselamatan domba-dombaNya bila suatu saat hewan buas menyerang.

Tidak hanya dari Mujizat yang Yesus lakukan, tapi dari wibawa dan segenap ucapan-Nya, sangat membuktikan bahwa YESUS memang TUHAN adanya.

Dan perkataan-perkataan Yesus ini:

"Aku adalah Roti Hidup" "Aku adalah Terang Dunia" "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman." "Aku sudah ada sebelum Ibrahim" "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia." "Aku dan Bapa adalah Satu" "Siapa percaya kepadaku, dia akan beroleh hidup yang kekal" dan masih banyak perkataan luar biasa lainnya yang hanya layak bila itu diucapkan oleh Allah.

Yesus bukan seorang penghujat, karena mujizat Ilahi bisa bekerja melalui Dia. Jadi antara perkataan dan mujizat saling menguatkan bahwa Yesus memang sungguh-sungguh Tuhan. Yesus bukanlah seorang pembual seperti yang Muhammad lakukan. Muhammad sangat memalukan, sebaliknya Yesus sungguh agung. Tiada cela padanya. Sewaktu dia diludahi, ditampar, dihina, tidak ada satupun laknat ataupun kata-kata jahat keluar dari mulut-Nya. Ya Tuhan, sampai sedemikian besarkah murka-Mu kelak di hari kiamat sehingga Engkau harus memendamnya dalam-dalam dan menunggu saat yang tepat untuk membinasakan kami semua? Ya Tuhan, ubahlah kami semua agar bisa menjadi orang-orang yang baik dalam pandangan-Mu. Amin.

Salam,

DULADI

 
To: Harry,

Anda:
Apakah mungkin orang benar tapi tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan dan satu2nya juru selamat?

Jawab:
Orang Benar adalah orang yang mengasihi Tuhan dan mengasihi manusia seperti mengasihi dirinya sendiri. (Ini adalah perbuatan baik yang sejati)

Kalau dia mengasihi Tuhan, berarti dia sudah tahu siapa Tuhan yang Sejati, dia sudah mengenal Tuhan dengan benar, tanpa diperintah pun, mulutnya akan mengaku dengan tulus bahwa Yesus memang TUHAN dan satu-satunya JURUSELAMAT.

Saya tahu Yesus adalah benar-benar Tuhan, bukan karena kefanatikan saya terhadap kekristenan, tetapi karena saya TELAH MENYADARI SEPENUHNYA (baik dengan nalar ataupun dengan bukti-bukti kongkrit lainnya).

Pokok ajaran yang benar, bukan pada pengakuannya, tapi seberapa jauh dia telah BERTOBAT.

Bertobat, berarti telah berubah menjadi baik secara total menurut ukuran Tuhan.

Orang yang ‘tidak benar’ tidak akan pernah bisa mengakui Yesus sebagaimana mestinya.

Kalau kita menuntut orang supaya percaya kepada Yesus, sementara perihal Yesus dan ajaran-ajaranNya tidak pernah diketahuinya, bagaimana mungkin orang dapat percaya? Malah ini hanya akan menjadi bahan olok-olok.

Kita bukan manusia primitif yang hidup di masa Arabnya Muhammad. Kita tidak bisa didikte dan dituntut untuk menurut begitu saja tanpa kita bisa menyuguhkan kebenaran secara nalar dan logika.

Tuntutan Allah yang masuk akal adalah: agar seluruh umat manusia bertobat! Bertobat dari segala perilakunya yang jahat. Dan ini adalah inti dari ajaran Alkitab, mulai dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Yang Allah kehendaki bukanlah pengakuan yang kosong, pengakuan yang idiot, tetapi pengakuan yang sungguh-sungguh, pengakuan yang cerdas, yaitu pengakuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tuhan tahu hati manusia. Tuhan tahu, siapa yang benar-benar bertobat dan siapa yang cuma sekedar mengaku di bibir saja, tapi hatinya jauh daripada-Nya.

Tidak ada satupun manusia yang dapat benar-benar bertobat (berbuat baik) bila dia belum mengenal ajaran Tuhan yang benar. Kita tunjukkan kepada mereka bahwa apa yang mereka anut selama ini adalah salah. Dan kita pun juga harus bisa menunjukkan bagaimana ajaran yang benar kepada mereka.

Secara lambat namun pasti, kita semua akhirnya menyadari bahwa cuma Yesuslah satu-satunya kebenaran, tidak pada yang lain.

Dengan demikian, kita tidak menimbulkan kesan pemaksaan doktrin atau memaksakan kefanatikan semata.




Anda:
Yesus adalah satu2nya juru selamat adalah suatu statement yang benar.

Jawab:
Statemen ini benar, tapi akan terkesan membabi-buta bila kita tidak memulainya dari pengenalan akan Yesus, akan segala perkataanNya yang berani dan berwibawa serta mujizat-mujizat yang menyertai-Nya.

Di mata Muslim, kita kerap dianggap dungu karena mempertuhankan manusia sebagaimana mereka pun mempertuhankan “setan” tanpa mereka sadari.

Mereka selalu dibuat bingung, mengapa Yesus dianggap Tuhan. Inilah yang harus bisa kita buktikan kepada mereka agar tidak terkesan bodoh dan menjalankan kefanatikan yg buta.



Anda:
Kalau ada orang mengatakan Yesus bukan satu2nya juru selamat apa ini benar dihadapan Allah?

Jawab:
Kalau sampai dia menyebut nama Yesus, berarti orang ini pernah mendengar berita tentang Yesus. Bila dia mengatakan Yesus bukan satu-satunya juruselamat, berarti dialah yang dimaksud dalam 1 Yohanes 2:22-23 “Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.”

Injil sudah sampai kepadanya, tapi dia menolaknya.

Tapi orang yang sama sekali tidak pernah mendengar kabar Injil, dia dalam usaha pencariannya akan Tuhan (seperti Sidharta Gautama), dan dalam hikmatnya itu dia mengerti apa-apa yang harus dia lakukan dalam hubungannya dengan Tuhan dan manusia, apakah Yesus tidak akan menyelamatkan orang ini?

Bukankah oleh kebenarannya orang diselamatkan? Orang yang selama hidupnya di bumi tidak pernah tahu kabar tentang Yesus, di surga nanti, dia akan dibuat mengerti dan langsung sujud di hadapan Tuhan yang selama ini dia cari. Apakah kita berhak protes bila Yesus menyelamatkan orang-orang benar dari golongan ini hanya karena mereka bukan Kristen? Kalau kita demikian egois, lalu apa bedanya kita dengan orang-orang Muslim yang jahat?

Yesus saja tidak egois. Dia menyembuhkan siapapun yang mau percaya kepada-Nya, sekalipun bibirnya belum pernah mengaku Yesus Juruselamat. Yesus Kristus Tuhan kita, memang tidak gila pengakuan. Yang diinginkan Tuhan adalah perbuatan baik. Dan perbuatan baik itu tidak akan pernah bisa kita lakukan bila kita tidak bersandar kepada Yesus. Seperti lingkaran bukan? Toh... akhirnya balik lagi kepada Yesus.

Kita hilangkan kefanatikan, kita ubah cara pandang kita tentang Tuhan dan apa yang diinginkanNya. Tuhan tidak gila penyembahan dan tidak gila pengakuan. Yang Dia inginkan adalah KEBAIKAN yang SEJATI, yaitu agar kita mau mengasihi Dia dan mengasihi sesama kita walau musuh sekalipun.



Anda:
Orang yang diselamatkan adalah orang yang benar dihadapan Allah baik perbuatan maupun perkataannya?

Jawab:
Perkataan meluap dari hati, dan Tuhan menguji hati setiap manusia. Dia tahu, mana perkataan yang tulus (seperti yang diungkapkan oleh Penjahat yang turut disalib di samping Yesus) ataukah sekedar perkataan formalitas belaka untuk menjadi penganut sebuah aliran.



Anda:
Kalau ada orang yang perbuatannya benar dan perkataannya salah bagaimana?

Jawab:
Tidak mungkin ada orang yang perbuatannya benar tapi perkataannya salah, karena perkataan adalah sama dengan perbuatan. Bila perbuatannya benar, tentu segala perkataannya juga benar. Tapi bila perkataannya salah, berarti dia belum berbuat benar.




Anda:
Bukankah perkataan itu bagian dari perbuatan?
Penjahat dikayu salib itu berkata saja tidak berbuat apa2
Tapi perkataannya itu sudah bisa dianggap berpuatan bukan.
Pendeta yang berkotbah itu berkata saja sambil berdiri di mimbar bukankah itu juga disebut perbuatan? Dia berbuat berkotbah.
Jadi rupanya ada hubungan erat antara perkataan dan perbuatan. Oleh sebab itu ada pepatah bahasa menunjukan bangsa.

Jawab:
Setuju, saya juga berpandangan demikian.
Tapi, perkataan formalitas tidak bisa dibenarkan di mata Tuhan. Yang Tuhan inginkan ketulusan dari hatinya yang paling dalam (dan ini hanya Tuhan saja yang mengetahuinya). Dan kerapkali Tuhan menguji kita, apakah pengakuan di bibir sama dengan kenyataan di lapangan.

Iman tanpa perbuatan adalah mati. Tetapi melaksanakan segala ketentuan tradisi keyahudian (tradisi Taurat, bukan 10 Perintah), adalah kesia-siaan. Manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena melaksanakan sunat dan tata cara ibadat yang munafik. Dan iman ini, harus bisa kita buktikan dalam perbuatan tingkah laku sehari-hari, baik yang nampak maupun yang tidak nampak, demi untuk menyenangkan Tuhan karena kita mengasihi Tuhan. Siapa yang berbuat baik, dia tentu akan mengakui Yesus, karena Yesus tidak jahat, Dia telah mengorbankan diri-Nya untuk kita. Dia bersedia menyeka kaki murid-muridNya, untuk memberi teladan pada kita. Bahwa kita, haruslah saling mengasihi, menghilangkan segala keangkuhan, dan hidup hanya untuk memuliakan nama Tuhan.

Sekalipun Yesus bukan Tuhan, Dia tetap layak dipuji dan dimuliakan. Tidak ada manusia sebaik Yesus. Tetapi, dengan logika dan hati nurani saya, saya berseru: YESUS memang TUHAN yang telah melawat umat-Nya. Tuhan itu rendah hati, Tuhan itu kasih tiada batas, dan itulah yang menyebabkan saya SUJUD MENYEMBAH di hadiratNya, bukan karena diminta.

Dari segala perkataan dan kewibawaanNya, serta mujizat yang menyertai-Nya, semoga kita semua dapat mengenali wujud Yesus yang sesungguhnya, tidak dibutakan oleh kefanatikan dan rasa egoisme.

Salam,
DULADI
 
To: proJesusChrist,

Anda:
Memang yg tdk mengasihi adl pembohong, walau bibirnya mengaku Yesus. Tdk akan diselamatkan.
Tetapi yg mengasihi tetapi menolak Yesus pun tidak akan diselamatkan, krn artinya mereka tdk mengakui Tuhan & pengorbanan/pekerjaanNya.

Jawab:
Pengorbanan Tuhan adalah semata-mata karena Dia mengasihi kita. Tuhan tidak pamrih, dan Dia tidak minta diaku-akui pengorbanan-Nya. Semua pekerjaanNya semata-mata untuk kita umat manusia demi untuk menebus kita dari kuasa si Jahat.

Kenapa harus adalah korban penebusan? Bila di alam semesta ini hanya ada Tuhan dan manusia saja, Tuhan tidak perlu ‘penebusan’. Cukup Dia berfirman, “Segala dosa-dosamu kuampuni. Kubebaskan engkau dari kutuk kematian dan kutuk neraka.” Tetapi permasalahannya tidak sesimpel itu. Di alam maya ini, ada PIHAK KETIGA, yaitu Iblis. Jadi penebusan itu pun tidak lepas persoalan Iblis dengan Allah. Pengorbanan Yesus di kayu salib tidak semata-mata hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk menandai batas kesabaran Tuhan kepada Iblis.

Semenjak Kristus berhasil menyelesaikan misi penebusanNya, Iblis terusir dari surga. Ini dinyatakan dengan sebuah penglihatan kepada Rasul Yohanes seperti yang tertulis dalam Wahyu 12:5-9 “Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”

Ini sejalan dengan perkataan Yesus kepada murid-muridNya:

Yohanes 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga PENGUASA DUNIA ini akan dilemparkan ke luar;

dan ....

“Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33)



Anda:
Ttg perumpamaan pesta, yg tdk berbaju sesuai (pakaian yg diputihkan oleh penebusan Yesus) tdk akan diijinkan.
Kita bukan berbaju kebaikan baru boleh masuk sorga, tetapi baju penebusan.
Perbuatan baik/mengasihi itu harus, untuk membuktikan kita mengasihi & percaya Yesus.
Tetapi yg membuat baju kita putih bukan perbuatan kita tetapi 'darah' Yesus.

Jawab:
Tulisan Anda ini bagus, agar supaya masing-masing kita tidak bermegah atas segala kebaikan yang kita lakukan.
Kita berbuat baik bukan demi pahala, tapi demi membuktikan iman kita kepada Yesus.
 
 
Anda:
jadi menurut Duladi: tidak usah percaya KRistus tapi bertobat berbuat baik siapa tahu Tuhan kasih ampun juga?

Jawab:

Kalau ada orang yang berkata: Tidak usah percaya Kristus!
Berarti berita tentang ajaran Yesus telah sampai kepada orang itu. Dan kalau sampai dia mengucapkan itu, berarti dia telah menolak Yesus, dan dia-lah antikristus.

Berbuat Baik adalah keharusan, tetapi bukan perbuatan baik menurut ukuran manusia, melainkan perbuatan baik menurut ukuran Tuhan.

Orang yang BERBUAT BAIK, dengan sendirinya dia akan percaya Kristus.

Tetapi orang yang TIDAK BERBUAT BAIK, dia pasti akan menolak Kristus. Sebab dengan mempercayai Yesus, berarti dia sedang menelanjangi dirinya sendiri. Ajaran-ajaran Kristus akan menyingkap semua borok-boroknya, itulah sebab orang jahat tidak dapat menerima Yesus.

Orang Jahat tidak dapat menerima ucapan Yesus yang keras ini: “Siapa menampar pipi kananmu, berikan juga pipi kirimu!” Mereka menganggap ajaran Yesus ini sebagai kebodohan.

Tetapi orang yang KUDUS, dapat memahami ajaran Yesus ini sebagai KEBENARAN YANG SEJATI.

Jadi, kalau orang tidak percaya kepada Yesus, jelaslah ia tak akan mungkin ORANG YANG BAIK!

Maka dari itu, sungguh konyol orang yang membolik-balik perkataan karena kefanatikannya: “Bagaimana kalau ada orang baik tapi tidak mengakui Yesus?”

Jawaban saya: “Bagaimana mungkin orang bisa berbuat baik, kalau ia tidak mengakui Yesus?”

KEBENARAN DAN YESUS ibarat sebuah garis berkait yang melingkar, yang bila dibolak-balik arahnya tetap akan bertemu dan kembali kepada Yesus dan Kebenaran.

Orang yang mencari Yesus, berarti ia ingin berbuat baik. Dan orang yang berbuat baik, pasti ujung-ujungnya akan mencari Yesus, sebab di luar Yesus ia tidak akan temukan kebenaran.

Seluruh pemimpin atau pendiri agama yang pernah ada, ajarannya tidak ada yang sempurna. Hanya Yesus saja yang memberikan ajaran tentang KEBAIKAN yang sempurna.

Tentu, di antara “pengajar kebaikan” itu, ada yang terbaik dan ada yang terburuk.
Yang terbaik adalah Yesus, sementara yang terburuk adalah Muhammad. Inilah hasil penyelidikan saya pribadi selama belasan tahun ini.


Anda:
Kristus hanya pelengkap, 'tukang bersih dosa' yg HARUS mengampuni kalau orang2 sudah berbuat baik?

Jawab:
BERBUAT BAIK sudah menjadi tuntutan Allah. Dan seruan Injil yang mula-mula adalah: BERTOBATLAH!

Bukannya:

“AKUI YESUS sebagai PENEBUS DOSA”

Saudaraku, Yesus tidak gila hormat dan Yesus tidak gila pengakuan. Jangan kau hina Dia seperti itu. Memang, beginilah pandangan sebagian besar umat Kristen yang telah disesatkan oleh kefanatikannya.

Mengapa kita mendukakan hati Tuhan kita, dengan menganggapnya seolah Dia itu narsisist, sementara kita malah menomorduakan apa yang sesungguhnya Tuhan kehendaki kita lakukan.


BERTOBAT, dan bukan PENGAKUAN. Pengakuan hanyalah sebagai efek kelanjutan dari pertobatan itu. Bila yang diutamakan adalah Pengakuan, kita telah sesat jalan! Iblis memang kerap menyesatkan kita melalui pola-pola pemahaman dan jalan berpikir.



Anda:
Bukan agama Kristen yg bilang2 ngaco loh, firman TUhan dlm Alkitab sendiri bilang: roh yg tdk mengakui Kristus Tuhan yg terlahir & mati & bangkit, adalah roh2 antiKRistus. Bagaimana menurut Duladi tentang ini.

Jawab:
Kalau sampai ada roh yang tidak mengakui Kristus Tuhan, berarti itu Roh Setan. Dan itu tandanya berita tentang Kristus telah dia ketahui, hanya saja dia menolaknya. Orang yang demikian, sudah tentu tingkah lakunya tidak sempurna; paling-paling dia akan suka ikut-ikutan bakar gereja dan mengumbar dengki di mana-mana terhadap pengikut Yesus.

Jadi, mana mungkin ada orang yang tidak mengakui Kristus Tuhan bisa berbuat baik?

Jadi, janganlah Anda bertanya lagi: “Bagaimana kalau ada seorang antikristus tapi perbuatannya baik?” Ini tandanya Anda belum memahami apa yang dimaksud dengan BAIK.

BAIK itu relatif menurut ukuran manusia, tetapi BAIK yang SEJATI adalah menurut ukuran Tuhan. Dan seorang Antikristus, tidak mungkin sanggup berbuat baik yang sejati.



Anda:
kita boleh berdiskusi di sini untuk saling mengkoreksi loh. mungkin Anda yg belum paham atau saya yg belum paham, tapi mari mencari KEBENARAN KRISTUS itu (bukan kebenaran Duladi, kebenaran saya, atau yg menurutmu kebenaran KRisten).

Jawab:
Setiap orang yang dikaruniai hikmat Roh Allah, dia bisa menyatakan kebenaran dengan kata-katanya sendiri. Apa yang Anda yakini bukanlah suatu kesalahan, dan apa yang saya yakini juga bukan suatu kesalahan. Setiap anak Allah, bisa memiliki hikmatnya sendiri, sepanjang itu tidak melawan kehendakNya.

Arius juga dikaruniai hikmat, begitu pula Athanasius. Kedua orang ini sama-sama percaya dan takluk tunduk sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Tetapi perbedaan pemahaman di antara mereka menyebabkan masing-masing saling mengkafirkan. Ini yang salah.

Seperti apa yang dikatakan Rasul Paulus:

1 Korintus 13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

Sesuatu yang samar-samar tidak layak diperdebatkan sampai harus adu otot dan bunuh-membunuh.

Arius adalah pengikut Kristus, begitu pula Athanasius. Saya tidak mendukung salah satunya, tapi saya menghargai keduanya karena mereka masing-masing memiliki hikmatnya sendiri sebagai cermin kemandiriannya sebagai Anak Tuhan yang bebas.
Mereka hanya korban dari pikirannya sendiri yang sibuk mencari definisi-definisi yang sebenarnya tidak penting dan bukan itu yang Tuhan utamakan.

Athanasius lebih memahami kehidupan Yesus yang penuh kuasa dan wibawa sebagai “Allah”, sementara Arius menutup mata terhadap segala kuasa dan wibawa Yesus semasa hidupNya, Arius hanya lebih berfokus pada kedudukan Yesus sesudah Dia terangkat ke surga. Dan pandangan Arius inilah yang tampaknya berkembang di Jazirah Arab, dan sedikit banyak mempengaruhi cara berpikir Muhammad terhadap diri Yesus.

Yang saya tentang adalah orang yang menganggap Yesus sebagai seperti yang digambarkan dalam film “The Last Temptation” atau seperti yang digambarkan oleh Muslim. Menurut Muslim, kalau Yesus sujud, maka disangkanya Yesus mengajarkan sholat. Kalau Yesus sunat, disangkanya Yesus mengajarkan sunat. Kalau Yesus bilang: “Aku datang tidak membawa damai, melainkan pedang”, dikiranya Yesus sama dengan Muhammad yang bengis. Dan masih banyak lagi yang perlu kita jelaskan kepada mereka.
 
Salam,
DULADI
 

To: Dediary,

Anda:
he mas dul, tulisanmu panjang tapi cara menyampaikan 'isi' nya kayak model orang jualan obat. awalnya menyalahkan semuanya tapi ujung-ujungnya kontradiksi dengan awal, kayak orang stress nurut saya, maksa banget gitu lho!
awalnya anda bilang di alkitab tidak tertulis bla..bla..bla.. utk mencapai keselamatan. tapi kok anda masih bersikukuh menganggap Yesus adalah Tuhan padahal alkitab tidak mengatakan demikian.

Jawab:
Alkitab SUNGGUH-SUNGGUH mengisyaratkan itu, bahwa Yesus adalah TUHAN!
Anda jangan hanya melihat unsur-unsur fisik kelahiran Yesus dan segala mujizat yang dilakukanNya, tapi juga perhatikan wibawa dari perkataan-perkataanNya.

Tidak ada manusia yang bisa berkata-kata seperti yang Yesus ucapkan, kecuali orang gila. Dan Yesus, bukan orang gila. Dia orang yang SANGAT BIJAKSANA. Tidak ada ego dan ambisi seperti yang dipertontonkan Muhammad. Yesus sungguh luar biasa.

Dengan jujur saya mengakui: YESUS ADALAH TUHAN!
Saya tahu Yesus Tuhan bukan karena saya fanatik, tapi saya memang telah membuktikannya dengan logika dan nalar saya, sebagaimana umat Muslim kerap membangga-banggakan nalar dan logika.




Anda:
sebenarnya standar anda dalam memahami ayat gimana sih. satu sisi kalo gak ada di alkitab ya harus tidak begitu tapi di sisi lain menafsirkan ayat harus begini dan begitu padahal ayatnya secara eksplisit tidak mengatakannya.

Jawab:

Justru kalau di dalam Injil dikatakan secara terang-terangan: “AKU (Yesus) adalah TUHAN!” Saya malah sanksi akan kebenaran tulisan ini.

Dan saya akan mencap Yesus sebagai orang narcisist seperti Muhammad yang edan dan gila pengakuan.

Sekiranya di dalam Alkitab ada tulisan: “Tuhan telah menurunkan Kitab Injil kepada Yesus!”
Saya malah ketawa terbahak-bahak dan tidak akan mau mempercayainya lagi.

Justru saya akan menganggap Alkitab sekedar kitab karang-karangan orang bodoh yang hendak menyimpangkan jalan berpikir kita, serta menyesatkan pengetahuan kita akan sejarah.


Anda:
lalu tentang perbandingan Muhammad dengan Yesus kok seolah-olah anda tahu betul keduanya ya? kenalan di mana? gimana nanti kalau ternyata Yesus memang mengakui kenabian Muhammad, anda akan taruh dimana muka anda?

Jawab:

Yesus tidak akan pernah mengakui kenabian Muhammad, malah Muhammad-lah yang akan menangis terseduh-seduh memohon ampunan dari Yesus karena telah berani menghujat Yesus dengan memalsukan kata-kata yang sebenarnya bukan ucapan Yesus tapi diaku-akui sebagai ucapan Yesus, seperti yang Muhammad diktekan dalam Surat Maryam maupun Surat Ali-Imran.

Muhammad akan menyesal karena telah mengarang cerita bohong tentang kisah terangkatNya Yesus ke surga, yang dia katakan Yesus telah ‘melarikan diri’ ketika orang-orang Yahudi hendak menangkapNya, dan malah dengan ‘tega’ menyerupakan orang lain supaya disalib untuk menggantikan dirinya. Muhammad telah menjadikan Yesus ibarat seorang ‘nabi pengecut’ seperti dirinya.

Muhammad adalah nabi palsu seperti yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu, dan dia PASTI akan dilemparkan ke dalam neraka.

Wahyu 20:10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat BINATANG dan NABI PALSU itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.



Anda:
saya dan teman-teman muslim tidak akan pernah menghujat Yesus sedikit pun tapi apa yg anda lakukan terhadap Muhammad? seakan-akan anda lebih suci dan lebih bagus darinya. anda akan tahu jawabannya nanti saat anda tidak akan bisa kembali lagi ke dunia!

Jawab:

Anda tidak menghujat Yesus itu baik, tapi penolakan Anda terhadap-Nya sama juga dengan menghujat. Berita tentang Injil telah kami sampaikan, namun Anda malah mati-matian menentangnya. Jadi, jangan salahkan kami bila Anda kelak dihakimi di akhir zaman, sebab berita sudah Anda terima, tapi Anda yang menolaknya.

Jadi, semuanya adalah tanggungan Anda sendiri. Kami sudah lepas tangan.

Perihal tentang suci tidaknya kami, hanya Tuhan yang menentukan.
Tetapi dengan sadar, kami tahu: Kami tidak suci. Walaupun kami tidak suci, kami lebih baik daripada Anda. Kenapa? Karena walau kami tidak suci, kami tidak pernah bakar-bakar gereja, memfitnah umat lain, menebar kebencian, mencap orang lain kafir, memenggal kepala orang, merasa sok jagoan sambil teriak-teriak Allahuakbar, dan ingin membunuh ribuan orang hanya untuk mendapatkan kenikmatan seksual di surga palsu.

Dari sini saja sudah kelihatan, mana yang benar dan mana yang salah. Tuhan Yesus sudah mengingatkan, “Dari buahnyalah kamu akan tahu, ajaran mereka palsu atau asli.”

Salam,
DULADI